Sebulan sudah saya meninggalkan kota tempat tinggal saya untuk mencoba menjadi seorang perantauan yang jauh dari rumah dan orang tua. membawa harapan yang besar untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang saya mau dan sesuai dengan impian saya sejak kecil.
saya juga mungkin sama, seperti orang-orang diluar kota lainnya yang memutuskan untuk datang dan tinggal di ibu kota. pikiran saya dan mereka mungkin telah terdoktrin jika hidup di ibu kota itu akan mendapatkan banyak hal. tidak hanya pekerjaan tapi pekerjaan adalah hal yang paling utama menjadi alasan.tapi entahlah, banyak alasan orang untuk datang dan tinggal di jakarta yang semakin sempit, macet dan panas menyengat setiap harinya.
Jakarta adalah cita-cita saya yang kesekian. sudah tersimpan sejak lama. meski jakarta adalah kota yang penuh dengan kemacetan, penuh dengan kesibukan, penuh dengan dunia yang tak pernah saya bayangkan begitu jauhnya. dan hal sepeti itu yang membuat jakarta tak pernah benar-benar lelap setiap harinya.
Banyak cita-cita dan cinta yang tergantungkan dilangit jakarta. banyak persaingan yang tercipta disana. kota yang besar yang disebut kota negara.
Sampai pada 2 minggu saya menetap dan mencari pekerjaan. saya masih berpikir alasan yang terbesar dan paling besar membawa saya ke jakarta adalah apa?
Dan saya tidak bisa mendefenisikan apa alasan terbesar itu sampai kurun waktu hampir mencapai satu bulan. yang saya simpan didalam pikiran ketika itu adalah semua yang saya inginkan, disanalah semua bermula, disanalah awal semua cita-cita saya yang sebenarnya.
walaupun seharusnya, saya bisa hidup dengan baik dikota asal. tinggal bersama orang tua yang masih bisa menghidupi saya*memberi makan, minum, tempat tinggal dan fasilitas yang gratis* juga mungkin bisa mendapatkan pekerjaan dari koneksi mereka. tapi saya bukan orang seperti itu! tidak dan tidak ingin!
Bergerak dari titik itulah, akhirnya saya mendapatkan keyakinan jika saya tidak dan tak ingin mendapatkan apa yang saya mau dari koneksi orang tua
mereka sudah sangat berjasa bagi saya, saatnya untuk saya sekarang membalas budi mereka meski semua jasa orang tua takkan pernah terbalas dengan segunung emas ataupun berlian. tapi cukup dengan saya bisa membahagiakan mereka, saya rasa itu juga merupakan salah satu cara membalas jasa mereka. karena saya yakin saya bisa berdiri diatas kaki sendiri dan bisa mencari pekerjaan dengan sekuat tenaga walau mungkin akan terasa susah.
didikan ayah sejak saya kecil, yang selalu mengajarkan saya untuk hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. saya bawa sampai saya bisa menamatkan kuliah saya.
saya juga mungkin sama, seperti orang-orang diluar kota lainnya yang memutuskan untuk datang dan tinggal di ibu kota. pikiran saya dan mereka mungkin telah terdoktrin jika hidup di ibu kota itu akan mendapatkan banyak hal. tidak hanya pekerjaan tapi pekerjaan adalah hal yang paling utama menjadi alasan.tapi entahlah, banyak alasan orang untuk datang dan tinggal di jakarta yang semakin sempit, macet dan panas menyengat setiap harinya.
Jakarta adalah cita-cita saya yang kesekian. sudah tersimpan sejak lama. meski jakarta adalah kota yang penuh dengan kemacetan, penuh dengan kesibukan, penuh dengan dunia yang tak pernah saya bayangkan begitu jauhnya. dan hal sepeti itu yang membuat jakarta tak pernah benar-benar lelap setiap harinya.
Banyak cita-cita dan cinta yang tergantungkan dilangit jakarta. banyak persaingan yang tercipta disana. kota yang besar yang disebut kota negara.
Sampai pada 2 minggu saya menetap dan mencari pekerjaan. saya masih berpikir alasan yang terbesar dan paling besar membawa saya ke jakarta adalah apa?
Dan saya tidak bisa mendefenisikan apa alasan terbesar itu sampai kurun waktu hampir mencapai satu bulan. yang saya simpan didalam pikiran ketika itu adalah semua yang saya inginkan, disanalah semua bermula, disanalah awal semua cita-cita saya yang sebenarnya.
walaupun seharusnya, saya bisa hidup dengan baik dikota asal. tinggal bersama orang tua yang masih bisa menghidupi saya
Bergerak dari titik itulah, akhirnya saya mendapatkan keyakinan jika saya tidak dan tak ingin mendapatkan apa yang saya mau dari koneksi orang tua
mereka sudah sangat berjasa bagi saya, saatnya untuk saya sekarang membalas budi mereka meski semua jasa orang tua takkan pernah terbalas dengan segunung emas ataupun berlian. tapi cukup dengan saya bisa membahagiakan mereka, saya rasa itu juga merupakan salah satu cara membalas jasa mereka. karena saya yakin saya bisa berdiri diatas kaki sendiri dan bisa mencari pekerjaan dengan sekuat tenaga walau mungkin akan terasa susah.
didikan ayah sejak saya kecil, yang selalu mengajarkan saya untuk hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. saya bawa sampai saya bisa menamatkan kuliah saya.
Sejak kecil, saya di didik untuk menjadi orang yang mandiri, tangguh, hormat pada orang siapa pun itu dan selalu bersikap baik pada orang termasuk orang baru. meskipun orang tersebut mencoba jahat, memanfaatkan atau mereka tidak menyukai saya dibelakang tapi bersikap baik dihadapan saya.
tapi, bukan berarti saya tidak mempunyai hati sehingga saya bisa menerima semua perlakuan mereka dengan lapang dada.
ada part saya menjadi orang yang kejam, menjauh, meninggalkan bahkan mungkin terkesan memusuhi. part dimana perkataan mereka sudah tidak bisa saya toleran lagi. part dimana mereka merasa saya adalah orang yang menganggu kebersamaan mereka.
meski saya sangat menyayangi sebagian dari mereka. tapi saya memutuskan untuk menjauh dan meninggalkan. karena saya yakin saya bisa berdiri sendiri. saya tak perlu melawan tapi saya cukup menunjukkan pada mereka jika saya bisa menjadi orang yang sukses dan bisa diperhitungkan.
Kembali lagi, dengan alasan mengapa saya memilih jakarta?
banyak! banyak orang yang menanyakan pada saya mengapa harus jakarta yang dipilih? sedangkan harga kebutuhan sangat tinggi, individualisme sangat terasa dan persaingan sangat ketat.
mengapa tidak melanjutkan kuliah saja? atau mengapa tidak mencari pekerjaan dikotamu saja? dan hal lainnya.
meski saya tidak menjawab dengan gamblang tapi dalam hati saya memantapkan kenapa saya harus memilih kota itu. pertama karena saya ingin memiliki pengalaman yang banyak dan bertemu dangan orang-orang yang baru dan juga merasakan bagaimana bersaing yang sebenarnya.
saya belum akan melanjutkan S2 saya jika saya tidak mendapatkan uang dari jerih payah saya sendiri. saya ingin mendapatkan sesuatu dari jerih payah saya sendiri jika saya sudah memiliki skill yang mungkin mumpuni dan alasan terakhir adalah saya ingin menjadi orang yang kuat, tegar dan tangguh dalam menghadapi kegagalan.
Saya ingin menjadi orang yang berani bermimpi, berani belajar mengambil resiko dan berani mencoba. Selama satu bulan saya berjuang dan bertarung,*cieelah, bahasanya tinggi amat* ada banyak kegagalan yang saya hadapi. tapi alhamdullah saya masih bisa tegar dan bertahan. meski kadangkala saya berpikir untuk pulang. tapi, ketika saya berpikir kembali, menginggat kembali semua yang pertama kali saya anggap sulit. saya menemukan makna yang membuat saya menjadi wise mendadak :D haha
tapi, bukan berarti saya tidak mempunyai hati sehingga saya bisa menerima semua perlakuan mereka dengan lapang dada.
ada part saya menjadi orang yang kejam, menjauh, meninggalkan bahkan mungkin terkesan memusuhi. part dimana perkataan mereka sudah tidak bisa saya toleran lagi. part dimana mereka merasa saya adalah orang yang menganggu kebersamaan mereka.
meski saya sangat menyayangi sebagian dari mereka. tapi saya memutuskan untuk menjauh dan meninggalkan. karena saya yakin saya bisa berdiri sendiri. saya tak perlu melawan tapi saya cukup menunjukkan pada mereka jika saya bisa menjadi orang yang sukses dan bisa diperhitungkan.
Kembali lagi, dengan alasan mengapa saya memilih jakarta?
banyak! banyak orang yang menanyakan pada saya mengapa harus jakarta yang dipilih? sedangkan harga kebutuhan sangat tinggi, individualisme sangat terasa dan persaingan sangat ketat.
mengapa tidak melanjutkan kuliah saja? atau mengapa tidak mencari pekerjaan dikotamu saja? dan hal lainnya.
meski saya tidak menjawab dengan gamblang tapi dalam hati saya memantapkan kenapa saya harus memilih kota itu. pertama karena saya ingin memiliki pengalaman yang banyak dan bertemu dangan orang-orang yang baru dan juga merasakan bagaimana bersaing yang sebenarnya.
saya belum akan melanjutkan S2 saya jika saya tidak mendapatkan uang dari jerih payah saya sendiri. saya ingin mendapatkan sesuatu dari jerih payah saya sendiri jika saya sudah memiliki skill yang mungkin mumpuni dan alasan terakhir adalah saya ingin menjadi orang yang kuat, tegar dan tangguh dalam menghadapi kegagalan.
Saya ingin menjadi orang yang berani bermimpi, berani belajar mengambil resiko dan berani mencoba. Selama satu bulan saya berjuang dan bertarung,
"Tidak ada kegagalan yang sia-sia. jika mau mencoba apapun yang kita anggap sulit karena dengan mencoba, hal itu berarti kita sudah menjadi orang yang tangguh dan kuat untuk menerima resiko"
dari kata itu saya meyakinkan diri saya, jika saya tak boleh menyerah sampai saya benar-benar tidak bisa lagi. karena keberuntungan atau lucky selalu beriringan dengan usaha, kegigihan dan doa yang selalu tak pernah putus.
Tuhan selalu ada dibelakang, samping dan sekeliling orang-orang yang baik.
so, keep fighting for all your dreams. don't say you wanna give up if you never try until you die.
Tuhan selalu ada dibelakang, samping dan sekeliling orang-orang yang baik.
so, keep fighting for all your dreams. don't say you wanna give up if you never try until you die.
because dreams is free but if you never try get it, You'll never have a new age if you already old. so, if you still young you should have big dreams, big expectations and DO IT, DO IT, DO IT And SUCCESS :^)
I Will Follow My Passion, Fashion and Dreams!
I Will Follow My Passion, Fashion and Dreams!
FIGHTING! :^)