Monday, February 6, 2017

Secarik Surat Untuk Ibu..

 Untuk: Ibuku sayang,

Hmmm.. Setahun yang lalu aku pernah menulis surat untuk Februari yang selalu ku anggap kelabu..
Untuk seseorang yang menjadi penguasa hatiku.. Untuk seseorang yang kemudian melukaiku..

Waktu itu, aku tak menuliskan secarik suratpun untukmu..
Itu karena aku yakin jika kau akan selalu bersamaku, menjalani hari - hari tua bersamaku..
Melihatku melewati masa demi masa ketika aku bersama seseorang yang juga akan memanggil mu "ibu" atau memanggilmu "nenek"..
Namun, kenyataanya hanya angan - anganku karena Tuhan tak mengizinkan..

Hmmm.. Apa kabarmu disana?
Baik - baikkah ibu?
Hmmm.. kabarku?
Tak perlu ibu tanyakan..
Walaupun rasanya masih seperti mimpi dan
Ratusan hari sudah berlalu, kita Benar benar tak bisa saling menatap kecuali didalam mimpi. Mimpi yang selalu aku tunggu disetiap lelap tidurku..

Jujur, sejak setahun yang lalu..
Atau bahkan sejak dulu, aku tak pernah selesai menuliskan surat untuk ibu..
Aku tak tahu apa yang harus ku katakan dalam suratku.
Haruskah aku bercerita tentang semua hal sejak ibu pergi?
Atau sejak sebelum ibu pergi?
Semuanya begitu banyak bu..

Setiap kali aku memegang pena dan mulai menulis sebuah kata untuk ibu..
Bulir bulir bening itu selalu merabunkan mataku, membuatku lupa apa yang harusnya aku katakan padamu dalam suratku..

Bu, tak banyak hal yang bisa aku tuliskan untukmu..
Aku harap ibu bahagia didunia barumu..
Tak perlu merasakan sakit lagi,
Tak perlu mengkhawatirkan hal yang tak perlu ibu khawatirkan lagi,
Tertawalah dan berbahagialah selalu bu,
Mengatakan aku rela melepaskanmu, sangat menyakitkan untukku..
Tapi kenyataannya tetap saja aku harus melepaskanmu..

Bu..Tak perlu khawatirkan aku..
Hidupku memang harus dijalani seperti apa yang sudah tertulis untukku..
Seperti janjiku pada ibu dipetang itu..
Seperti janjiku yang entah ibu dengar atau tidak saat itu..
Akan aku coba tepati janji itu,meski kadang begitu berat untukku..

Seperti hari - hari dimana kita lewati saat masa kecilku didesa dulu..
Dengan riang aku memetik bunga - bunga liar yang berbaris sepanjang jalan pulang..
Aku akan terus mencoba melewati semua seperti aku kecil dulu. Semuanya akan terlewati, pasti!!
Seperti yang pernah ibu katakan waktu itu,
"Bunga liar adalah bunga yang tumbuh tanpa harus ditanam, berdiri sendiri tanpa harus ada benda lain yang menopang. Ia tumbuh dengan cinta dan menghilang karena cinta."

Seperti mimpiku semalam..
Aku melihatmu berjalan riang ditanah lapang. Bunga-bunga liar berbaris rapi mengiringi perjalananmu.
Jangan menoleh kebelakang lagi,
Jangan mengkhawatirkan yang tak perlu ibu khawatirkan lagi,
Aku akan terus melambaikan tangan untuk melepaskanmu.. Dan ku harap kau akan tenang!

Setelah ibu pergi,
Aku sering mendengarkan sebuah lagu yang selalu mengambarkan bagaimana harusnya aku ketika seseorang yang meninggalkan kehidupanku..
Lyric lagu itu, seperti pesan tersirat yang pernah ibu katakan padaku..
"Bertemulah dengan orang baik,
Hiduplah dengan baik,
hiduplah dengan seseorang yang kau sayangi, jangan pernah menyesal untuk apapun,
Maaf, untuk semua rasa sakit yang pernah ada..
Maaf, jika aku tak merawatmu dengan baik"
Sejak hari itu,
Aku sering menulis bu..
Seperti tulisan yang ku tulis didinding waktu itu
Aku menulis setiap hari meskipun itu sedikit..

Bu, aku yakin!
Aku akan baik - baik saja..
Adik - adik akan bersamaku,tumbuh bersamaku..
Menua juga bersama ku..
Mungkin aku masih menyalahkan waktu..
Namun, semua akan terlewati bu..

Berjalanlah bu..
Aku akan disini tumbuh dan kemudian akan meyusulmu..
Selamat jalan bu..
Sampai bertemu lagi dikehidupan mendatang!
Datang jika kau merindukan kami disuatu waktu..
Things that i coudnt say is "I love you from the start and the end my life! Thank you, I'm sorry for some mistake! Aku akan selalu merindukanmu ibuku!"

Dari putrimu yang terus belajar melepaskan.

Ku beri kau judul HUJAN

hujan deras itu akhirnya turun.. setelah beberapa saat sangat gersang dan kering.. tanah kembali lembab, tanaman kembali tersenyum dan udara...