Wednesday, April 30, 2014

DO IT, DO IT, DO IT And SUCCESS!! :^)

        Sebulan sudah saya meninggalkan kota tempat tinggal saya untuk mencoba menjadi seorang perantauan yang jauh dari rumah dan orang tua. membawa harapan yang besar untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang saya mau dan sesuai dengan impian saya sejak kecil.
saya juga mungkin sama, seperti orang-orang diluar kota lainnya yang memutuskan untuk datang dan tinggal di ibu kota. pikiran saya dan mereka mungkin telah terdoktrin jika hidup di ibu kota itu akan mendapatkan banyak hal. tidak hanya pekerjaan tapi pekerjaan adalah hal yang paling utama menjadi alasan.tapi entahlah, banyak alasan orang untuk datang dan tinggal di jakarta yang semakin sempit, macet dan panas menyengat setiap harinya.
       Jakarta adalah cita-cita saya yang kesekian. sudah tersimpan sejak lama. meski jakarta adalah kota yang penuh dengan kemacetan, penuh dengan kesibukan, penuh dengan dunia yang tak pernah saya bayangkan begitu jauhnya. dan hal sepeti itu yang membuat jakarta tak pernah benar-benar lelap setiap harinya.
        Banyak cita-cita dan cinta yang tergantungkan dilangit jakarta. banyak persaingan yang tercipta disana. kota yang besar yang disebut kota negara.
Sampai pada 2 minggu saya menetap dan mencari pekerjaan. saya masih berpikir alasan yang terbesar dan paling besar membawa saya ke jakarta adalah apa?
        Dan saya tidak bisa mendefenisikan apa alasan terbesar itu sampai kurun waktu hampir mencapai satu bulan. yang saya simpan didalam pikiran ketika itu adalah semua yang saya inginkan, disanalah semua bermula, disanalah awal semua cita-cita saya yang sebenarnya.
walaupun seharusnya, saya bisa hidup dengan baik dikota asal. tinggal bersama orang tua yang masih bisa menghidupi saya *memberi makan, minum, tempat tinggal dan fasilitas yang gratis* juga mungkin bisa mendapatkan pekerjaan dari koneksi mereka. tapi saya bukan orang seperti itu! tidak dan tidak ingin!
      Bergerak dari titik itulah, akhirnya saya mendapatkan  keyakinan jika saya tidak dan tak ingin mendapatkan apa yang saya mau dari koneksi orang tua
mereka sudah sangat berjasa bagi saya, saatnya untuk saya sekarang membalas budi mereka meski semua jasa orang tua takkan pernah terbalas dengan segunung emas ataupun berlian. tapi cukup dengan saya bisa membahagiakan mereka, saya rasa itu juga merupakan salah satu cara membalas jasa mereka. karena saya yakin saya bisa berdiri diatas kaki sendiri dan bisa mencari pekerjaan dengan sekuat tenaga walau mungkin akan terasa susah.
didikan ayah sejak saya kecil, yang selalu mengajarkan saya untuk hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. saya bawa sampai saya bisa menamatkan kuliah saya. 
           Sejak kecil, saya di didik untuk menjadi orang yang mandiri, tangguh, hormat pada orang siapa pun itu dan selalu bersikap baik pada orang termasuk orang baru. meskipun orang tersebut mencoba jahat, memanfaatkan atau mereka tidak menyukai saya dibelakang tapi bersikap baik dihadapan saya.
tapi, bukan berarti saya tidak mempunyai hati sehingga saya bisa menerima semua perlakuan mereka dengan lapang dada.
ada part saya menjadi orang yang kejam, menjauh, meninggalkan bahkan mungkin terkesan memusuhi. part dimana perkataan mereka sudah tidak bisa saya toleran lagi. part dimana mereka merasa saya adalah orang yang menganggu kebersamaan mereka.
meski saya sangat menyayangi sebagian dari mereka. tapi saya memutuskan untuk menjauh dan meninggalkan. karena saya yakin saya bisa berdiri sendiri. saya tak perlu melawan tapi saya cukup menunjukkan pada mereka jika saya bisa menjadi orang yang sukses dan bisa diperhitungkan.
            Kembali lagi, dengan alasan mengapa saya memilih jakarta?
banyak! banyak orang yang menanyakan pada saya mengapa harus jakarta yang dipilih? sedangkan harga kebutuhan sangat tinggi, individualisme sangat terasa dan persaingan sangat ketat.
mengapa tidak melanjutkan kuliah saja? atau mengapa tidak mencari pekerjaan dikotamu saja? dan hal lainnya.
meski saya tidak menjawab dengan gamblang tapi dalam hati saya memantapkan kenapa saya harus memilih kota itu. pertama karena saya ingin memiliki pengalaman yang banyak dan bertemu dangan orang-orang yang baru dan juga merasakan bagaimana bersaing yang sebenarnya.
saya belum akan melanjutkan S2 saya jika saya tidak mendapatkan uang dari jerih payah saya sendiri. saya ingin mendapatkan sesuatu dari jerih payah saya sendiri jika saya sudah memiliki skill yang mungkin mumpuni dan alasan terakhir adalah saya ingin menjadi orang yang kuat, tegar dan tangguh dalam menghadapi kegagalan.
        Saya ingin menjadi orang yang berani bermimpi, berani belajar mengambil resiko dan berani mencoba. Selama satu bulan saya berjuang dan bertarung,*cieelah, bahasanya tinggi amat* ada banyak kegagalan yang saya hadapi. tapi alhamdullah saya masih bisa tegar dan bertahan. meski kadangkala saya berpikir untuk pulang. tapi, ketika saya berpikir kembali, menginggat kembali semua yang pertama kali saya anggap sulit. saya menemukan makna yang membuat saya menjadi wise mendadak :D haha
"Tidak ada kegagalan yang sia-sia. jika mau mencoba apapun yang kita anggap sulit karena dengan mencoba, hal itu berarti kita sudah menjadi orang yang tangguh dan kuat untuk menerima resiko"
dari kata itu saya meyakinkan diri saya, jika saya tak boleh menyerah sampai saya benar-benar tidak bisa lagi. karena keberuntungan atau lucky selalu beriringan dengan usaha, kegigihan dan doa yang selalu tak pernah putus.
Tuhan selalu ada dibelakang, samping dan sekeliling orang-orang yang baik.
so, keep fighting for all your dreams. don't say you wanna give up if you never try until you die.
because dreams is free but if you never try get it, You'll never have a new age if you already old. so, if you still young you should have big dreams, big expectations and DO IT, DO IT, DO IT And SUCCESS :^)
I Will Follow My Passion, Fashion and Dreams!
FIGHTING! :^)

Tuesday, April 8, 2014

Gadis Pencinta Langit, Pengejar Senja!


"AAAAA... LANGIT SENJAAAAAAAAA!!!" teriak saya disore ini. jika saya ditanya julukan apa yang ingin saya dapatkan? saya ingin menjadi "Queen of Sky" atau "Gadis Pencinta Langit, Pengejar Senja" tapi, itu jika boleh :D karena takkan ada orang yang mau memanggil orang seperti itu bukan? hahaha..
hampir satu bulan satu bulan sudah saya tinggal dikota yang tak pernah terpikirkan sekalipun akan menjadi salah satu destiny saya. selama saya di kota ini. saya belum pernah melihat langit putih berarak indah, langit biru cerah atau senja yang berwarna orange kemerah-merahan. terlalu banyak pemukiman padat disini, terlalu banyak gedung-gedung tinggi yang menjulang dan terlalu banyak kabel-kabel listrik yang terurai disana sini. Mendungpun sering kali menyelimuti ketika disore hari meski siang hari selalu terasa terik, menyengat ke dalam kulit.
mungkin itulah yang disebut dengan kota besar? kota metropolitan? kota yang penuh kesibukan?
kota dimana kamu, dia, mereka serta saya bisa bertemu dengan berbagai macam jenis orang! berbagai macam suku dan berbagai macam jenis kulit serta bentuk wajah.
cukup!! kali ini kita membahas tentang langit dan senja~ mari kita bahas tentang itu.
entah, sejak kapan ini menjadi hobby? dan entah sejak kapan aku selalu mengambil gambar langit.
setiap kali melihat mentari disore hari yang beranjak perlahan-lahan menuju keperaduannya. Tanganku akan selalu terangkat keatas memegang ponselku dengan kamera yang selalu standbye. begitupun, disiang hari. setiap kali keluar rumah ataupun berpergian, aku tak pernah lupa menatap langit yang berada jauh diatas kepala.
kadang kala saya berpikir, apakah ini suatu yang biasa? apakah ini bukan sesuatu yang aneh?
disaat orang lain menyukai hobby yang jika dinilai dari segi uang mungkin akan sangat banyak dikeluarkan. sedangkan saya? hanya bermodalkan sebuah smartphone kemudian mengunggahnya di akun jejaring sosial yang saya miliki.
ada beberapa teman saya yang berkata seperti ini:
"kenapa sih yang di upload photo cuma langit doang? muka lo g ada."
"apasih yang disukai sama langit?"
"apaan sih motoin langit? mending lo moto gue aja? kek orang kurang kerjaan amat sih"
"lo suka banget ya sama langit?"
"liat kamu moto langit, aku juga jadi suka"
dan komentar terakhir yaitu dari Ersi teman yang selama sebulan ini sering mengajakku berpetualang dengan kendaraan umum. *ngakak*
dia bilang "karena kakak suka motoin langit aku jadi suka juga motoin langit." dan dia memiliki filosofinya sendiri tentang langit. katanya kurang lebih gini "langit itu berada di atas. jadi anggap saja itu adalah cita-cita yang mengantung jadi kita harus mengejarnya untuk bisa mengapainya" jujur sih saya lupa rangkaian katanya tapi intinya ya gitu
Dan itu yang menjadi kebanggan bagi saya. menyukai sesuatu yang belum tentu disukai oleh orang lain. kayak kata orang jaman sekarang, saya mungkin termasuk yang Anti-Mainstream ngarep. menurut saya, ada banyak filosofi yang saya dapat dari hobby itu. 
salah satunya adalah "jangan selalu terlena ketika melihat kebawah/kedepan karena itu akan membuatmu berhenti di posisi nyaman yang membuatmu tak ingin melakukan hal lebih. Dan, dengan melihat keatas! kita bisa mengukur jika masih ada yang lebih tinggi lagi"

Dan, karena langit juga. saya menemukan seseorang yang memiliki hobby yang sama seperti saya. meski banyak. tapi hanya satu yang saya tunggu. pada awalnya saya tak pernah tahu jika ia memiliki hobby seperti saya "mungkinkah itu takdir ya?"
ketika saya bertanya kenapa? ia menjawab " saya menyukai langit karena langit tidak bergerak ketika saya mem-foto-nya". iya, mungkin ia enggan untuk mengatakan alasannya, karena saya bukan seseorang yang sangat mengenalnya. saya sekarang, saat ini masih sebagai secret admire.
Dalam angan, saya berpikir. akan sangat menyenangkan jika dia dan saya bersama-sama berlari mengejar mentari senja yang berwarna orange. menikmati mentari senja yang perlahan-lahan berjalan keperaduannya, berlari bersama, bergandengan tangan dalam senyuman penuh kegembiraan.
 tapi, saya tak ingin memiliki hal yang terlalu muluk. karena takdir bukan saya yang menentukan. hanya saja saya belum berusaha untuk mengejarnya supaya bisa berada dalam genggaman. mungkin nanti.

Friday, April 4, 2014

Pulang!

Pulang!
Hatiku berteriak ingin pulang! sangat ingin pulang.
Hal itu yang selalu ada dalam pikiran ketika kita merasa tak nyaman ditempat orang
Pulang!
Itu terasa jalan yang paling baik ketika merasa terasingkan
Pulang!
Itu yang paling diinginkan, diharapkan dan di impikan ketika terasa sulit dikota orang
Pulang!
entah mengapa? kata itu menjadi momok yang sangat menakutkan ketika hati rasanya tidak bisa menahan rasa sakit dalam diam.
Pulang!
Rumah tempat kita pulang
Rumah dimana kita menjadi kita
Rumah dimana kita tak perlu memikirkan bagaimana isi kepala orang
Rumah dimana kita menjadi benar-benar real apa adanya
Pulang!
Kata yang sering terselip dalam keheningan ketika perjuangan terasa tak memiliki akhiran dan terus terasa memanjang
Pulang!
Mulai sering tergiang sekarang dari sudut hati yang terdalam
tapi, ada satu hal lain yang juga sering tergiang yaitu aku tak mau dan tak ingin pulang!
Bukan karena ingin menjadi Malin Kundang Perempuan yang lupa dimana seharusnya ia PULANG!
Bukan juga seorang perempuan yang ingin melupakan kampung halaman.
Tapi, karena aku benar-benar belum ingin pulang!
karena keberhasilan belum menyentuh dan berada dalam genggaman.
Pulang!
Aku akan pulang ketika semua impian sudah menjadi kenyataan.
layaknya sebuah Berlian yang bersinar terang!
bisa memberikan kebahagiaan dan bisa menjadi tumpuan sebuah harapan dan pengharapan.

                                                                                         2014.04.04

Ku beri kau judul HUJAN

hujan deras itu akhirnya turun.. setelah beberapa saat sangat gersang dan kering.. tanah kembali lembab, tanaman kembali tersenyum dan udara...