1. Igo/Baduk
Igo, go, weiqi,
atau baduk adalah permainan papan strategis antar
dua pemain, berasal dari Tiongkok sekitar 2000
SM sampai 200 SM. Permainan ini sekarang populer di Asia Timur.
Pengembangan sistem untuk bermain igo melalui Internet telah
meningkatkan popularitasnya di belahan dunia lain.
Di Indonesia, nama igo dan go sama-sama digunakan. Go adalah nama
Inggrisnya yang berasal dari pelafalan bahasa Jepang aksara 碁 (go), walaupun di Jepang permainan ini biasa disebut 囲碁 (igo). Namanya di bahasa Tionghoa yaitu 圍棋 (trad.)/围棋 (sed.) (pinyin: wéiqí) kurang lebihnya
berarti "permainan papan mengelilingi (wilayah)". Nama kunonya
adalah 弈 (pinyin: yì), dan juga terdaftar dalam Kamus Kangxi sebagai 碁. Permainan ini disebut 바둑 (baduk) di bahasa Korea
2. Janggi
Janggi atau catur
Korea merupakan permainan dari korea yang dimainkan oleh dua
orang dan termasuk dalam permainan papan berstrategi sekelompok
dengan catur, shogi dari Jepang, dan xiangqi dari
Tiongkok.
Permainan
ini menggunakan bidak-bidak, mirip dengan catur. Terdapat bidak raja, patih,
gajah, kuda, benteng, dan prajurit. Bidak raja dalam catur Tiongkok hanya bisa
dijalankan di empat kotak, konon sesuai dengan fungsi raja yang boleh keluar di
lingkungan istana saja. Bidak gajah dijalankan di kotak empat miring. Bidak
kuda, benteng, dan prajurit langkahnya hampir sama dengan catur biasa.
3. Neolttwigi
4. Ssireum
Ssireum adalah
jenis olahraga gulat tradisional dari Korea. Ssireum
merupakan olahraga tertua di Korea yang sudah dipraktikkan sejak zaman
prasejarah. Pada masa lalu, masyarakat Korea melindungi diri daripada
ancaman musuh dengan mengembangkan ilmu beladiri. Ssireum bermula dari
gerakan-gerakan mencengkeram dengan tangan dan lama kelamaan gerakan baru mulai
diciptakan. Pada zaman Tiga Kerajaan, ssireum dimainkan untuk kompetisi
dan tujuan militer. Lukisan ssireum tergambar pada Situs Makam
Goguryeo (37 SM-660 M) yang dinamakan Gakjeochong (角抵塚). Bukti tertulis paling awal menyebutkan informasi tentang ssireum
adalah teks Cina dari Kitab Hou Han yang menuliskan kehidupan
masyarakat Korea pada masa lampau. Olahraga ssireum semakin menyebar dengan
pesat pada masa Dinasti Joseon (1394-1910). Pada saat itu,
kompetisi-kompetisi ssireum diadakan secara meriah pada hari-hari raya dan
festival-festival besar di musim panas dan musim gugur. Para pemenang biasanya
mendapat hadiah seperti sapi atau hasil-hasil pertanian.
5. Yut
Yut adalah Permainan keluarga yang sering dimainkan saat
festival. Yut-nori telah populer di Korea selama ribuan tahun. Anak-anak
di Korea memainkan permainan tradisional ini antara Tahun Baru
Imlek dan bulan purnama pertama, tapi Anda bisa memainkan yut-nori setiap saat
Anda suka.
6. Tuho
Tuho adalah permainan tradisional
dari Korea yang dimainkan dengan cara melemparkan anak
panah atau tongkat yang panjang ke dalam
sebuah tempayan atau lobang dari jarak yang jauh.
Permainan tuho pada zaman dahulu populer di istana, dimainkan oleh
orang-orang tua, anak-anak dari lingkungan bangsawan ataupun rakyat
jelata. Pada saat ini, permainan tuho masih dimainkan oleh warga Korea,
khususnya pada hari-hari libur tradisional bersama-sama dengan berbagai
permainan tradisional yang lain.
Asal mula permainan tuho di Korea tidak diketahui dengan jelas, namun
diperkirakan diperkenalkan dari Dinasti Tang (Cina) pada
zaman Tiga Kerajaan Korea (57 SM-935 M).
Permainan ini dapat melibatkan banyak peserta atau 2 orang saja. Umumnya
benda yang digunakan adalah anak panah yang matanya dicat dengan
warna merah atau biru. Anak panah dapat bervariasi dalam ukuran
panjang dan bentuk. Pemain diberi sejumlah anak panah. Jarak melempar
panjangnya 2 ½ ukuran anak panah. Siapa yang dapat melempar tepat sasaran
dengan jumlah yang paling banyak ke dalam lobanglah yang menjadi pemenang dan
berhak mendapatkan hadiah.
7. Ddakji
Ddakji
(dibaca takji, Hangeul :딱지) adalah sebuah permainan
tradisional anak – anak dari korea dengan menggunakan kertas yang dilipat
sedemikian rupa menjadi sebuah kartu / lempengan. Permainan ini dapat
dimainkan oleh 2 orang atau lebih, dengan cara masing – masing orang memiliki
ddakji-nya sendiri – sendiri.
Cara
memenangkan permainan ddakji ini adalah dengan membanting ddakji punya kita ke
arah ddakjinya lawan agar ddakji punya lawan kita terbalik dari sisi A menjadi
sisi B atau sisi B menjadi A. Bila terbalik satu putaran penuh (dari sisi A
kembali ke sisi A) atau ddakji lawan tidak terbalik maka giliran lawan yang
berhak untuk mlemparkan ddakjinya dan beroleh kesempatan memenangkan permainan. Untuk menentukan
giliran biasanya akan dimulai dengan suit terlebih dahulu atau dengan hom pim
pa. Ingin
bermain permainan tradisional ddakji bersama teman ataupun keluarga anda?
Sangat mudah sekali membuatnya
8. Geunetagi
Geunetagi
adalah permainan dengan ayunan, selama festival Dano pada 5 Mei menurut
kalender lunar. Sebelum hari festival Dano, penduduk desa memasang ayunan pada
cabang tinggi dari pohon besar, seperti zelkova atau Jujube, yang terletak
dekat pintu masuk ke desa. Tali ayunan selalu sekitar 9 sampai 10 meter
panjang. Pada Geunetagi, wanita yang mencapai ketinggian tertinggi oleh goyang
ayunan bolak-balik menjadi pemenang permainan ini.
9. Gongginori
Gonggi (공기, diucapkan gong-gee)
adalah permainan popular adalah permainan populer anak-anak Korea yang secara tradisional dimainkan menggunakan 5 atau lebih kecil anggur berukuran kerikil. Saat ini,
anak-anak membeli batu plastik
berwarna-warni bukan mencari kerikil. Hal ini dapat dimainkan sendiri atau dengan teman.
Batu batu yang disebut gonggitdol (공깃돌), yang berarti "batu gonggi". Karena hanya beberapa batu dan permukaan datar yang dibutuhkan untuk bermain, permainan bisa dimainkan oleh siapa saja hampir di mana saja. Cara memainkannya hampir sama dengan bola
bekel.
10. Jegichagi
Jegichagi adalah permainan luar ruangan tradisional
Korea. Hal ini
membutuhkan penggunaan kaki orang dan Jegi (obyek yang
digunakan untuk bermain jegichagi). Jegi tampak
seperti shuttlecock bulutangkis, yang terbuat dari koin
kecil (ukuran seperempat), kertas, atau kain. Di Korea,anak-anak
biasanya bermain sendiri atau dengan teman-teman di musim
dingin, terutama pada Tahun
Baru Imlek. Singkat menjelaskan aturan,pemain menendang
ke atas jegi di udara dan terus menendang untuk
mencegah jatuh ke tanah.
Dalam permainan satu-ke-satu, pemain dengan paling
banyak tendangan berturut-turut menang. Dalam pertandingan
grup, para pemain berdiri membentuk lingkaran, dan
bergiliran menendang Jegi tersebut. Pemain
yang gagal menendang Jegi adalah setelah
menerima dan membiarkannya jatuh ke tanah. Sebagai penalti,
yang kalah pada lemparan jegi adalah pemenang sehingga
ia dapat menendang sesuai keinginannya.
Ketika yang kalah menangkap kembali jegi dengan
tangan atau ujung penalti maka ia dapat bergabung kembali
ke permainan. Permainan ini telah berkembang, dan
orang-orang menggabungkan dua atau tiga bahan dan
membuat cara \ baru bermain jegichagi.
Meskipun Jegichagi digunakan untuk menjadi sebuah
permainan yang dimainkan sebagian besar di musim dingin, namun
permainan ini telah menjadi permainan sepanjang tahun.
11. Chajeon
Nori
Chajeon
Nori, kadang-kadang diterjemahkan sebagai Pertempuran Juggernaut, adalah
permainan tradisional Korea biasanya dimainkan oleh pria, yang berasal di
wilayah Andong. Ini mungkin berasal sebagai peringatan kemenangan Wang Geon
atas Gyeon Hwon pada Pertempuran Gochang di 935, dekat akhir periode zaman Tiga
Kerajaan. Ini menyerupai pertandingan jousting, dengan dua komandan yang di
atas frame log besar bermanuver oleh tim mereka. Log frame trapesium dikenal
sebagai dongchae, dan terdiri dari dua 10-meter panjang log diikat dengan tali
jerami. Dongchae terletak horizontal di awal bermain, tetapi kemudian diangkat
oleh tim mereka. Beberapa anggota tim membawa dongchae, sementara yang lain
berjuang dengan tim lawan untuk membantu kemajuan sisi mereka.
Para
komandan dipilih dari antara tim di awal bermain. Tim secara tradisional bernama
"timur" dan "barat." Sebuah tim menang dengan memaksa
dongchae tim lain ke tanah. Setelah kemenangan mereka, para anggota tim
pemenang tradisional melemparkan sandal jerami mereka ke atas.
12. Backgammon
Backgammon
adalah sebuah permainan papan untuk dua pemain. Setiap pemain memiliki
limabelas biji yang digerakkan di atas papan yang terdiri dari duapuluh empat
segitiga menurut lemparan dua dadu. Tujuan permainan adalah menjadi pemain
pertama yang menempatkan semua bijinya di luar papan permainan.
Credit by Daum, Wikipedia, Korean tourism.
No comments:
Post a Comment