Wednesday, June 12, 2013

12 PERMAINAN KOREA

1.      Igo/Baduk
Igogoweiqi, atau baduk adalah permainan papan strategis antar dua pemain, berasal dari Tiongkok sekitar 2000 SM sampai 200 SM. Permainan ini sekarang populer di Asia Timur. Pengembangan sistem untuk bermain igo melalui Internet telah meningkatkan popularitasnya di belahan dunia lain.
Di Indonesia, nama igo dan go sama-sama digunakan. Go adalah nama Inggrisnya yang berasal dari pelafalan bahasa Jepang aksara (go), walaupun di Jepang permainan ini biasa disebut 囲碁 (igo). Namanya di bahasa Tionghoa yaitu 圍棋 (trad.)/围棋 (sed.) (pinyin: wéiqí) kurang lebihnya berarti "permainan papan mengelilingi (wilayah)". Nama kunonya adalah (pinyin: yì), dan juga terdaftar dalam Kamus Kangxi sebagai . Permainan ini disebut 바둑 (baduk) di bahasa Korea

2.      Janggi
Janggi atau catur Korea merupakan permainan dari korea yang dimainkan oleh dua orang dan termasuk dalam permainan papan berstrategi sekelompok dengan catur, shogi dari Jepang, dan xiangqi dari Tiongkok.
Permainan ini menggunakan bidak-bidak, mirip dengan catur. Terdapat bidak raja, patih, gajah, kuda, benteng, dan prajurit. Bidak raja dalam catur Tiongkok hanya bisa dijalankan di empat kotak, konon sesuai dengan fungsi raja yang boleh keluar di lingkungan istana saja. Bidak gajah dijalankan di kotak empat miring. Bidak kuda, benteng, dan prajurit langkahnya hampir sama dengan catur biasa.

3.      Neolttwigi
Neolttwigi adalah permainan jungkat-jungkit yang berasal dari Korea. Jungkat-jungkit adalah permainan sekaligus olahraga untuk wanita yang biasa dilakukan pada hari-hari libur tradisional seperti Seollal, Dano dan Chuseok. Papan jungkat-jungkit dibuat dari kayu tebal yang panjangnya 2 m dan lebar kurang lebih 70 cm. Alas jerami ditaruh di bawah papan bagian tengah. Pemain berdiri di ujung papan dan bergiliran melompat untuk memberikan tenaga lontaran. Papan tersebut tidak stabil sehingga harus dijaga supaya tidak bergeser dari alas. Permainan ini telah dimainkan sejak zaman kuno sebagai olahraga militer dan masih ada sampai sekarang. Pada masa itu, (sebelum periode Dinasti Joseon) wanita lebih bebas dan sangat aktif. Mereka menunggang kuda dan bermain polo bersama para pria. Permainan ini dimanfaatkan sebagai latih untuk persiapan perang. Di awal periode Joseon, duta besar Ryukyu sering berkunjung ke Korea dan mengadopsi neolttwigi di negeri mereka.

4.      Ssireum
Ssireum adalah jenis olahraga gulat tradisional dari Korea. Ssireum merupakan olahraga tertua di Korea yang sudah dipraktikkan sejak zaman prasejarah. Pada masa lalu, masyarakat Korea melindungi diri daripada ancaman musuh dengan mengembangkan ilmu beladiri. Ssireum bermula dari gerakan-gerakan mencengkeram dengan tangan dan lama kelamaan gerakan baru mulai diciptakan. Pada zaman Tiga Kerajaan, ssireum dimainkan untuk kompetisi dan tujuan militer. Lukisan ssireum tergambar pada Situs Makam Goguryeo (37 SM-660 M) yang dinamakan Gakjeochong (角抵塚). Bukti tertulis paling awal menyebutkan informasi tentang ssireum adalah teks Cina dari Kitab Hou Han yang menuliskan kehidupan masyarakat Korea pada masa lampau. Olahraga ssireum semakin menyebar dengan pesat pada masa Dinasti Joseon (1394-1910). Pada saat itu, kompetisi-kompetisi ssireum diadakan secara meriah pada hari-hari raya dan festival-festival besar di musim panas dan musim gugur. Para pemenang biasanya mendapat hadiah seperti sapi atau hasil-hasil pertanian.

5.      Yut

Yut adalah Permainan keluarga yang sering dimainkan saat festival. Yut-nori telah populer di Korea selama ribuan tahun. Anak-anak di  Korea memainkan permainan tradisional  ini antara Tahun Baru Imlek dan bulan purnama pertama, tapi Anda bisa memainkan yut-nori setiap saat Anda suka.

6.      Tuho
Tuho adalah permainan tradisional dari Korea yang dimainkan dengan cara melemparkan anak panah atau tongkat yang panjang ke dalam sebuah tempayan atau lobang dari jarak yang jauh.
Permainan tuho pada zaman dahulu populer di istana, dimainkan oleh orang-orang tua, anak-anak dari lingkungan bangsawan ataupun rakyat jelata. Pada saat ini, permainan tuho masih dimainkan oleh warga Korea, khususnya pada hari-hari libur tradisional bersama-sama dengan berbagai permainan tradisional yang lain.
Asal mula permainan tuho di Korea tidak diketahui dengan jelas, namun diperkirakan diperkenalkan dari Dinasti Tang (Cina) pada zaman Tiga Kerajaan Korea (57 SM-935 M).
Permainan ini dapat melibatkan banyak peserta atau 2 orang saja. Umumnya benda yang digunakan adalah anak panah yang matanya dicat dengan warna merah atau biru. Anak panah dapat bervariasi dalam ukuran panjang dan bentuk. Pemain diberi sejumlah anak panah. Jarak melempar panjangnya 2 ½ ukuran anak panah. Siapa yang dapat melempar tepat sasaran dengan jumlah yang paling banyak ke dalam lobanglah yang menjadi pemenang dan berhak mendapatkan hadiah.

7.      Ddakji
Ddakji (dibaca takji, Hangeul :딱지) adalah sebuah permainan tradisional anak – anak dari korea dengan menggunakan kertas yang dilipat sedemikian rupa menjadi sebuah kartu / lempengan. Permainan ini dapat dimainkan oleh 2 orang atau lebih, dengan cara masing – masing orang memiliki ddakji-nya sendiri – sendiri. Cara memenangkan permainan ddakji ini adalah dengan membanting ddakji punya kita ke arah ddakjinya lawan agar ddakji punya lawan kita terbalik dari sisi A menjadi sisi B atau sisi B menjadi A. Bila terbalik satu putaran penuh (dari sisi A kembali ke sisi A) atau ddakji lawan tidak terbalik maka giliran lawan yang berhak untuk mlemparkan ddakjinya dan beroleh kesempatan memenangkan permainan. Untuk menentukan giliran biasanya akan dimulai dengan suit terlebih dahulu atau dengan hom pim pa. Ingin bermain permainan tradisional ddakji bersama teman ataupun keluarga anda? Sangat mudah sekali membuatnya

8.      Geunetagi
Geunetagi adalah permainan dengan ayunan, selama festival Dano pada 5 Mei menurut kalender lunar. Sebelum hari festival Dano, penduduk desa memasang ayunan pada cabang tinggi dari pohon besar, seperti zelkova atau Jujube, yang terletak dekat pintu masuk ke desa. Tali ayunan selalu sekitar 9 sampai 10 meter panjang. Pada Geunetagi, wanita yang mencapai ketinggian tertinggi oleh goyang ayunan bolak-balik menjadi pemenang permainan ini.

9.      Gongginori
Gonggi (공기diucapkan gong-gee) adalah permainan popular adalah permainan populer anak-anak Korea yang secara tradisional dimainkan menggunakan 5 atau lebih kecil anggur berukuran kerikil. Saat ini, anak-anak membeli batu plastik berwarna-warni bukan mencari kerikilHal ini dapat dimainkan sendiri atau dengan teman.
Batu batu yang disebut gonggitdol (공깃돌), yang berarti "batu gonggi". Karena hanya beberapa batu dan permukaan datar yang dibutuhkan untuk bermain, permainan bisa dimainkan oleh siapa saja hampir di mana saja. Cara memainkannya hampir sama dengan bola bekel.

10.  Jegichagi
Jegichagi adalah permainan luar ruangan tradisional Korea. Hal ini membutuhkan penggunaan kaki orang dan Jegi (obyek yang digunakan untuk bermain jegichagi). Jegi tampak seperti shuttlecock bulutangkis, yang terbuat dari koin kecil (ukuran seperempat), kertas, atau kain. Di Korea,anak-anak biasanya bermain sendiri atau dengan teman-teman di musim dingin, terutama pada Tahun Baru Imlek. Singkat menjelaskan aturan,pemain menendang ke atas jegi di udara dan terus menendang untuk mencegah jatuh ke tanah.
Dalam permainan satu-ke-satu, pemain dengan paling banyak tendangan berturut-turut menang. Dalam pertandingan grup, para pemain berdiri membentuk lingkaran, dan bergiliran menendang Jegi tersebut. Pemain yang gagal menendang Jegi adalah setelah menerima dan membiarkannya jatuh ke tanah.  Sebagai penalti, yang kalah pada lemparan jegi adalah pemenang sehingga ia dapat menendang sesuai keinginannya.
Ketika yang kalah menangkap kembali jegi dengan tangan atau ujung penalti maka ia dapat bergabung kembali ke permainan.  Permainan ini telah berkembang, dan orang-orang menggabungkan dua atau tiga bahan dan membuat cara \ baru bermain jegichagi. 
Meskipun Jegichagi digunakan untuk menjadi sebuah permainan yang dimainkan sebagian besar di musim dingin, namun permainan ini telah menjadi permainan sepanjang tahun.

11.  Chajeon Nori
Chajeon Nori, kadang-kadang diterjemahkan sebagai Pertempuran Juggernaut, adalah permainan tradisional Korea biasanya dimainkan oleh pria, yang berasal di wilayah Andong. Ini mungkin berasal sebagai peringatan kemenangan Wang Geon atas Gyeon Hwon pada Pertempuran Gochang di 935, dekat akhir periode zaman Tiga Kerajaan. Ini menyerupai pertandingan jousting, dengan dua komandan yang di atas frame log besar bermanuver oleh tim mereka. Log frame trapesium dikenal sebagai dongchae, dan terdiri dari dua 10-meter panjang log diikat dengan tali jerami. Dongchae terletak horizontal di awal bermain, tetapi kemudian diangkat oleh tim mereka. Beberapa anggota tim membawa dongchae, sementara yang lain berjuang dengan tim lawan untuk membantu kemajuan sisi mereka.
Para komandan dipilih dari antara tim di awal bermain. Tim secara tradisional bernama "timur" dan "barat." Sebuah tim menang dengan memaksa dongchae tim lain ke tanah. Setelah kemenangan mereka, para anggota tim pemenang tradisional melemparkan sandal jerami mereka ke atas.

12.  Backgammon

Backgammon adalah sebuah permainan papan untuk dua pemain. Setiap pemain memiliki limabelas biji yang digerakkan di atas papan yang terdiri dari duapuluh empat segitiga menurut lemparan dua dadu. Tujuan permainan adalah menjadi pemain pertama yang menempatkan semua bijinya di luar papan permainan.

Credit by Daum, Wikipedia, Korean tourism.

No comments:

Post a Comment

Ku beri kau judul HUJAN

hujan deras itu akhirnya turun.. setelah beberapa saat sangat gersang dan kering.. tanah kembali lembab, tanaman kembali tersenyum dan udara...