Orang berpikir bahwa mental illnes , seperti depresi terjadi karena kita tidak dekat dengan sang pencipta.
Tidak taat dengan apa yang seharusnya dijalani oleh seorang hamba kepada pemilik alam semesta.
Tidak mensyukuri apa yang ia miliki dalam hidupnya.
Padahal dari sudut pandang orang awam dia baik baik saja.
Dia punya apa yang dia miliki, dia tertawa ketika bersama semua orang.
Dia melakukan apa yang dia biasa dia lakukan dihadapan orang orang.
Tidak.. Bukan begitu kenyataan yang sebenarnya.
Kamu tidak akan tahu jika kamu tidak didalam posisi itu.
Kamu tidak akan tahu sebelum kamu mendengar dengan baik apa yang mereka pikirkan.
Kadang, mereka tidak butuh hiburan supaya mereka tersenyum
Kadang, mereka juga tidak butuh kata "sabar ya!" tanpa ada kata lainnya. kata itu hanya membuat perasaan sakit menjadi jadi. Kata itu terdengar seperti "kasihan kamu"
Kadang dia hanya butuh pelukan dan genggaman tangan untuk mengatakan jika kamu tidak sendirian.
Karena..
Ketika ia kembali kedalam alam pikirannya.
Ketika ia kembali ke rumah dan berdiam didalam kamarnya
Ia kembali bertemu dengan dia yang sebenarnya.
Dia yang menciptakan gap yang sebenarnya begitu ingin ia hapuskan dan ceritakan tapi rasa bingung, kelu dari mana ia harus bercerita dan pada siapa dia harus bercerita karena sebagian orang tidak peka, kadang sebagian orang melihat itu sikap yang kekanak kanakan.
Kadang depresi terjadi karena trauma, kehilangan seseorang yang dicintai atau kegagalan untuk mencapai suatu hal yang dia cita - citakan. Ia merasa jika hidupnya tidak berkembang dan terus seperti itu dan begitu.
Kesulitan dari depresi/stress adalah menyampaikan apa yang ia rasakan dan menemukan orang yang bisa mengerti dan perduli bukan orang yang mendengarkan kemudian pergi seolah apa yang ia dengar tidak penting.