Cast :
kim yoora as you
Lee donghae dan masih ada yang dirahasiakan.
Co:
Kim yurin
Kim ryeowook Dan masih ada yang di rahasiakan.
Genre : romance and friend
Ini ff pertama yang berhasil aku buat :D setelah perjalan panjang dan perjuangan yang tidak mudah aku baru berhasil sebagian membuatnya. “lebay dikit”
Buat readers yang bacanya comment yah kasih saran atw apa deh terserah! Trus maaf kalo ada kesamaan sama FF yang penah kalian baca karena saya masih manusia yang tidak lepas dari kesalahan *bukan berarti aku plagiat yah! Itu mungkin kebetulan sama karena aku jarang baca FF Cuma baca punya si linda aja sering!*
Selamat membaca yah!!
Aouthor POV
“hyung, eodika??” terlihat seorang laki – laki sedang menelpon seseorang. Dia terlihat gugup dan bingung.
“aku dimana?”
“kau sudah bangun?” laki – laki itu menutup telpon dan mendekati gadis yang terbaring diatas ranjang rumah sakit. Kepala, tangan dan kaki perempuan itu diperban.
“kamu siapa? Kenapa aku ada disini? Kenapa kaki ku tidak bisa bergerak?”
Aku merasa asing dan tidak bisa mengingat apa yang terjadi, yang terlihat hanya sebuah ruangan yang serba putih dan seorang pria berumur tidak jauh dari umurku.
“apakah kamu lupa siapa kamu?” tanyanya lagi dengan serius. Dan terlihat kekhawatiran diwajahnya. Dia berdiri dihadapanku, seorang laki – laki yang sempurna walau aku tidak mengenalnya.
“ani, aku lupa semuanya. Kenapa aku tidak bisa mengingat apapun?” keluh ku sambil memegang kepala. Berusaha mengingat sedikit hal tentang ku, tapi aku tidak bisa mengingatnya sedikit pun.
“Euisaaaaaa (dokter)!!” teriak laki – laki itu sambil memencet alarm pemanggil dokter dan beberapa menit kemudian dokter dan perawat datang. “ada apa?” tanya dokter yang sudah berdiri dihadapan ku.
“kenapa dia tidak bisa mengingat apapun?”ujar laki – laki itu dengan nada tinggi. “benarkah? Saya akan memeriksanya terlebih dahulu.” Dokter mendekat dan memeriksa ku kemudian keluar meninggalkan ruangan tanpa meninggalkan satu katapun. Di ikuti oleh perawat yang menggikutinya dari pertama masuk.
Sesaat kemudian perawat datang membawa kursi roda. Dan membawa gadis itu kesebuah ruangan, mata gadis itu di tutup. Setelah setengah jam kemudian. perawat diantarkan kembali keruang perawatannya.
“kenapa aku tidak bisa mengingat siapa aku? Kenaaaaaapaaaaaaaaa??” gadis itu berteriak – teriak dan melempar semua barang yang ada didekatnya. perawat datang menenangkan dan menyuntikkan obat penenang.
###
Keesokan harinya~
Donghae POV
“Dia tertidur sangat pulas sekali. Dia terlihat sangat cantik seperti itu” gumam ku dalam hati. “Apa aku tidak sangat bersalah jika aku melakukan hal ini semua.” Bisik ku didalam hati sambil terus memandangi gadis yang sedang tertidur pulas dihadapanku. “matanya yang bulat, hidung mancung dan bibir tipis yang merah. Dia sangat cantik dan terlihat seperti bidadari ini. Dan heiii.. bulu matanya yang panjang” aku mendekat dan menyentuh bulu mata gadis itu. Kemudian membelai lembut rambut hitam dan lebat miliknya yang tergerai di atas tempat tidur. Tiba – tiba tubuh gadis itu bergerak dan perlahan – lahan matanya yang cantik itu membuka seperti matahari yang mulai bersinar dipagi hari. Aku memundurkan kakiku selangkah kebelakang dan terus menatap gadis yang ada dihadapanku. Dia menatap kesekeliling ruangan dan berhenti ketika matanya bertemu dengan mataku. Dia terlihat terkejut dan sedikit kebingungan.
“annyeong haseyoo!! Kamu sudah bangun? Bagaimana tidurmu nyenyak?” tiba – tiba tanpa sadar aku menyapanya.
“Dangsineun nuguseyo?(siapa kamu?) Apa kamu menggenal ku?”tanyanya dengan pandangan penuh tanya.
“oo. Tentu saja aku mengenalmu. Sangat mengenal mu” senyumku kemudian mendekat sambil membantuku untuk duduk di tempat tidur.
“oh, jadi kamu siapa?? Ceritakan, palli..palli aa” dia terlihat antusias sekali ketika aku mengatakan jika aku mengenal siapa dia. Dadaku bergetar dengan kencang melihat mata hitamnya yang tajam, yang terus menatapku seperti melemparkan seribu pertanyaan. “Aku bingung apa yang harus aku katakana tentang ini semua. Jika aku mengatakannya apa aku sanggup jika dia menatapku dengan tatapan kebencian?” bisikku didalam hati.
“iya, aku akan menceritakan tapi lebih baik kamu sarapan dulu kemudian aku akan menceritakan.” Aku berjalan menuju meja dan mengambil sarapan untuknya. Ini cara yang tepat untukku supaya semetara waktu dia tidak menanyakannya lagi. karena aku harus menyusun sebuah rencana baru. “ah.. aku benci dengan ini semua!” teriakku didalam hati. “aku akan memperkenalkan diri terlebih dahulu kemudian nanti aku baru menceritakan hal yang sebenarnya.” aku berjalan kearahnya yang terus menatapku dengan tatapan yang benar – benar membuat seisi hatiku seperti akan melompat keluar.
Aku mengaduk – aduk bubur yang ada dimangkuk dan bersiap – siap akan menyuapkan sendok pertama untuknya. Jujur ini adalah pertama kali aku menyuapi orang lain, aku bingung harus bagaimana, tapi seingatku saat aku sakit dahulu eomma menyuapiku dengan sedikit demi sedikit. Aku benar – benar merasa ini hal yang tidak bisa aku lakukan jika aku tidak terpaksa.
#######
Yoora POV
laki – laki kemarin masih disampingku ketika aku membuka mata, dia berdiri tepat dihadapanku. Terlihat dengan jelas kantung mata laki – laki itu berwarna gelap dan bengkak, menandakan jika dia kurang tidur. “siapa dia sebenarnya? apa dia menganalku dengan baik? apa dia orang berarti untukku?” tanyaku didalam hati. begitu banyak pertanyaan yang terlintas dikepalaku.
Annyeong haseyo. Kamu sudah bangun? Bagaimana tidurmu nyenyak?” tiba – tiba dia menyapaku dengan tatapan mata yang sangat membuat hatiku sejuk. Matanya mengambarkan ketenangan dan seperti menyimpan sebuah rahasia yang sulit ditebak.
“ dangsineun nuguseyo?(siapa kamu?) Apa kamu menggenal ku?”tanyanku dengan hati – hati. aku takut jika dia benar – benar orang yang aku kenal dan sekarang aku tidak mengingatnya lagi, itu akan membuatnya sedih dan kecewa.
“oo. Tentu saja aku mengenalmu. Sangat mengenal mu” dia tersenyum menatapku dan membantuku untuk duduk. Aku tidak bisa mengatakan apa yang terjadi dengan ku saat ini. Tapi aku merasa jika dia adalah orang yang baik, dia seperti pigur kakak yang sangat perhatian dengan adiknya.
“oh, jadi kamu siapa?? Ceritakan, palli..palli aa”
“iya, aku akan menceritakan tapi lebih baik kamu sarapan dulu kemudian aku akan menceritakan.” Dia berjalan menuju meja dan mengambil sarapan untukku, dengan telaten dia menyuapiku. Aku semakin penasaran siapa laki – laki ini. Mengapa dia begitu baik dengan ku. Mengapa dia mau mengurusku yang tidak bisa mengingat siapa diriku.
“aku sudah sarapan. Sekarang kau harus menceritakan kepadaku.” Ujar ku sambil menatapnya. Dia berjalan menuju meja untuk meletakkan mangkuk bubur yang menurutku tidak rasa sedikitpun dan benar – benar tidak enak. tapi, aku paksakan untuk memakannya supaya dia mau memberitahu ku siapa dia dan juga siapa aku.
Laki – laki itu duduk kembali di kursi dekat tempat tidur mengadap ke arah ku. Kemudian tersenyum menatap ku. Aku merasakan sebuah getaran kecil dihatiku dan terasa wajah ku memanas. Senyum laki – laki itu tidak asing bagi ku, terlihat begitu nyaman untuk ku.
“Jeoneun Lee Donghae (aku lee donghae). Kamu tunangan ku.” Ujar laki – laki itu dengan jelas. Tapi seperti ledakan petasan yang kuat untukku. Sangat mengejutkan dan hati ku bergetar lagi, kali ini terasa darah diseluruh tubuhku mengalir dengan cepat. “Dia tunanganku? “ bisikku dalam hati. Aku menatapnya dengan tajam. Terdengar dia menyebutkan nama ku dengan jelas. “Nama ku Park Yoora, aku mengalami kecelakaan 3 hari yang lalu dan koma selama sehari.” Aku mengulangnya lagi didalam hati. Terasa tangan yang hangat mengengam tangan ku yang menyadarkan aku dari lamunan.
“jeongmalyo?? Aku tunanganmu?” tanya yoora lagi.
“Noe, kau tunangan ku.” Ujarnya kemudian mendekati ku dan memelukku. aku masih tidak percaya jika dia adalah tunanganku. Tapi senyumnya yang tidak asing itu membuat ku memilih untuk percaya jika Lee Donghae adalah tunangannku.
###
Satu minggu kemudian~
Aouthor POV
“annyeong haseyo yoora~ssi (selamat pagi nona yoora)” kata perawat membuka gorden. Cahaya mata hari masuk kedalam ruangan dan terlihat sangat cerah. Sangat menyilaukan mata, langit terlihat begitu biru.
“oh, annyeong haseyo ganhosa!! (selamat pagi perawat)” jawab yoora. membuka selimut yang menutupi setengah tubuhnya berusaha untuk duduk. “bagaimana kaki mu?” tanya perawat mendekat dan memeriksa pergelangan kaki yang terkilir. Perban yang ada di sekitar badannya sudah mulai dilepas. Walau masih ada luka yang belum sepenuhnya kering.
“sudah sedikit lebih baik. Hanya luka yang ada dilenganku saja yang masih nyeri.”
“oh, luka dilengan, dahimu belum terlalu kering. Sebentar lagi saya akan menganti perbannya” perawat memeriksa impus yang digantung di sebelah tempat tidur yoora. “ini impus terakhirmu non yoora, setelah ini kau bebas hanya butuh waktu untuk istirahat saja.” Gumam perawat terus memeriksa impus tanpa menatap yoora sedikitpun.
“perawat, sudah 6 hari tunangan ku tidak datang kesini. apakah tunanganku datang kemarin? Karena kemarin aku tertidur seharian.” Tanya yoora, sambil menatap perawat yang sedang mengambil perban dan obat – obatan yang diletakkan didalam lemari kecil di samping tempat tidur yoora.
“aniyo. Kau pasti terkena pengaruh obat – obatan pereda rasa sakit yang kau minum sehingga tertidur seharian.” Mendekat dan membawa satu kotak obat – obatan dan perban. Kemudian meletakkannya di sisi tempat tidur.
“oh. Kenapa dia tidak datang kesini? Apa dia tidak perduli dengan ku?” tanya yoora lagi menatap perawat yang sedang mengulung lengan baju yoora.
“aniyoo yoraa~a bukan dia tidak perduli tapi mungkin dia sedang sibuk. Dia pasti sangat merindukanmu.” Jawab perawat sambil membersihkan luka yoora dengan anti septic. Perawat tersenyum melihat wajah yoora yang terlihat bingung, karena sudah hampir seminggu Donghae tidak datang menjengguknya.
“aaaa.. perih, perih!!” teriak yoora meringgis kesakitan. “oh, sabar,sabar. Sedikit lagi selesai.” Ujar perawat, lagi – lagi perawat itu tersenyum melihat tingkah yoora seperti anak kecil.
“greeeeeekk.” Suara pintu dibuka. Donghae berdiri didepan pintu membawa sebuah buket bunga mawar dan satu kantong buah. menatap kearah yoora dan perawat “yoora ya~” Donghae berjalan mendekat kearah tempat tidur. Kemudian meletakkan kantong buah di sisi tempat tidur bersebelahan dengan kotak obat.
“nah, ini dia datang baru saja kau menanyakannya.” Kata perawat. Meletakkan gunting di kotak obat dan membenarkan perban yang ada di kening yoora.
“oh, panjang umur dia ya?” jawab yoora sambil menatap donghae yang sudah berdiri tepat dihadapannya. “kalian sedang membicarakan aku?” tanya donghae. Mengambil kantong buah yang diletakkan disisi tempat tidur kemudian meletakkan kantong buah di meja dan memberikan buket bunga mawar merah ke yoora.
“anii~” yoora mengeleng - gelengkan. Mencium bunga yang baru saja diberikan donghae. Yoora menatap Donghae yang berdiri di depannya. “ dia tunangan yang sangat baik untukku. Dia satu – satunya orang yang aku kenal sekarang.” Bisik yoora dalam hati.
“ah, selesai.” Perawat menutup kotak obat menyadarkan yoora dari lamunan. “oo. Gamsahamnida.” Kata yoora sambil membungkukan kepalanya spontan. “oh. Ne, itu memang tugasku merawat pasien. Aku akan meninggalkan kalian berdua. Donghae-ssi, tolong jaga yoora ssi.” Ujar perawat sambil tersenyum menatap yoora dan donghae bergantian.
“ooh, itu pasti ganhosa! Aku akan menjaga tuan putri ini.” Kata donghae menatap yoora dan mengacak – acak rambutnya sambil tersenyum.
“ne, annyeong” perawat berjalan terburu - buru menuju pintu. Terlihat wajah perawat memerah saat donghae tersenyum dan sedikit kaku. Yoora ingin bertanya mengapa tapi perawat sudah menghilang dibalik pintu.
“oppa, kenapa orang tua ku tidak datang menjengguk ku disini?.” tiba – tiba yoora menanyakan tentang orang tua sambil menatap donghae yang sedang mengupas jeruk disebelahnya.
“oh.” Donghae tersentak dan menghentikan mengupas jeruk dan memandang yoora dengan wajah sedikit bingung. “mereka dimana oppa? Aku tidak mengingat wajah mereka. Aku ingin bertemu mereka.” Tanya yoora lagi, belum sempat donghae menjawabnya, dia bertanya lagi.
“chagi. Bukan oppa tidak mau member itahu orang tuamu. Tapi apakah ini akan menjadi masalah besar kalau mereka tahu anak mereka lupa dengan mereka?” Donghae meletakkan jeruk di atas piring buah kemudian memegang pipi yoora dan menatap mata yoora dengan tajam.
Mata itu tajam dan sangat menyejukkan. Ada satu hal yang tidak bisa dikatakan lewat kata – kata membuat yoora yakin jika donghae tidak mungkin akan menyakitinya atau membuatnya terluka. Sejak pertama melihat mata itu yoora sudah tidak asing dan merasakan getaran yang membuat dia merasa nyaman didekat donghae.
“Menurut oppa, lebih baik kamu memulihkan ingatanmu kembali dan kamu pasti akan mengingatnya dengan mudah. otthae?” tanya donghae lagi.
“geurae oppa. Aku harus mengingat semua memory dikepalaku dulu baru menemui appa dan amma. Oppa, akan membantuku kan?” yoora menghentakkan tangannya yang digenggam oleh donghae.
“oh, tentu saja chagi.” Jawab donghae tersenyum sambil membelai rambut yoora.
“tapi oppa, bolehkah aku pulang saja? Karena aku kesepian disini.” kata yoora menatap donghae dengan wajah memelas.
“oo. Pulang?” donghae juga menatap mata yoora dan membantunya berbaring ditempat tidur.
“kau belum sepenuhnya sembuh yoora. Lebih baik kau disini sampai benar – benar sembuh. Ada yurin euisa (dokter yurin) yang menemani mu disini.”
“Yurin euisa? nuguya?. (dokter yurin? Siapa?)” Tanya yoora setengah mengantuk.
“dia dokter khusus yang menangani mu.” Jawab donghae menyelimuti setengah badan yoora dengan selimut putih. Kemudian mengecup kening yoora dengan mesra.
“ sudah malam, oppa harus pulang.”
“ ne oppa, hati – hati di jalan. Besok oppa akan kesini?”
“jal jayo. Aniyo yoora. Seminggu kedepan oppa harus keluar kota. Kau harus cepat sembuh. Alright!!”
“ne alright oppa.” Angguk yoora. Donghae berjalan menuju pintu dan menghilang dari pandangan yoora. Yoora memegang kening yang tadi di cium oleh donghae kemudian tersenyum. Saat Donghae mengecup keningnya yoora merasa jika waktu berhenti sebentar serta darah di seluruh tubuhnya mengalir dengan cepat dan jantungnya berdegup kencang. Yoora merasa jika ia sangat gembira dan tidak ingin melupakan hal yang baru saja terjadi. Yoora yakin jika hari – harinya akan datang pasti akan indah bersama donghae. Walaupun, dia lupa semua tentang hidupnya selama ini. Selama donghae ada di dekatnya yoora yakin. Semua akan terlewati dengan baik dan juga bisa mengingat semua kenangan dengan perlahan.
###
Aouthor POV
Setelah donghae berpamitan pulang dengan yoora, ia tidak langsung pulang. Donghae menuju sebuah ruangan di ujung rumah sakit. Kemudian bertemu dengan seorang perempuan yang berumur tidak jauh darinya yang sedang duduk sambil memegang kaleng minuman ringan. Mereka berbicara dengan serius. Kemudian perempuan itu menelpon seseorang lewat ponselnya. Beberapa saat kemudian seorang perawat yang merawat yoora datang dan mereka berbicara bertiga.
“aku percayakan semuanya kepada kalian berdua.” Ujar donghae setelah sekitar setengah jam mereka berbicara serius.
“baiklah. Aku dan perawat akan menanganinya dengan baik” jawab perempuan itu. Yang ternyata seorang dokter.
“ aku harap kalian menjaga semuanya dengan baik. Aku tidak mau seorangpun tau hal ini. Akan sangat memalukan untukku nantinya. Jadi, aku mohon sekali lagi tangani dengan baik.” ujar donghae sebelum meninggalkan dokter dan perawat.
###
Seminggu kemudian~
Yoora POV
“annyeonghaseyo yoora~ssi. Kau bangun pagi hari ini?” tanya dokter yurin sambil membuka gorden. Cahaya matahari memancar kedalam ruangan sangat cerah.
“oh. Aku bangun pagi hari ini. Aku ingin sekali bermain keluar, sudah lama aku didalam ruangan. Bosan!” jawabku dengan wajah yang memelas. Sekarang ada dokter yurin yang selalu datang keruanganku untuk memeriksa luka – luka atau hanya mengajakku bercerita selain perawat. Dan pagi ini dokter yurin yang membangunkanku.
“aa. Geurae. Bagaimana kalau aku menemanimu bermain keluar?.” Dokter yurin mendekati ku dan membantu ku duduk di kursi roda.
“ooo jeongmalyo?.” Tanya ku menatap Dokter yurin.
“ne. aku akan menemanimu ketaman pagi ini.” Dokter yurin mendorong kursi roda menuju taman yang terletak didepan rumah sakit.
Sesampai di taman aku dan Dokter yurin berhenti di sebuah kursi tepat di bawah pohon dan ada sebuah pot bunga mawar yang sedang mekar di sebelahnya.
“apakah kita duduk disini saja yoora~ssi?” tanya Dokter yurin menunjuk kursi itu.
“ne. kita disini saja, aku suka mencium bau bunga mawar ini.” Tunjuk ku ke sebuah pot bunga mawar dan Dokter yurin duduk disebelah pot bunga menatap ku tajam.
“euisa~ssi. Kenapa kau menatap ku begitu?.” Tanya ku dengan heran.
“tidak apa – apa.” Jawab Dokter leni sambil memegang bunga mawar yang ada dipot.
“oh, euisa~ssi, dangsineun yoensega eotteokhe doesijyo? (dokter, berapa usiamu?)” tanya ku tiba – tiba. “Waeyo?(kenapa?)” Dokter yurin kembali bertanya. “ani, aku hanya ingin tahu saja. Bisakah aku memanggilmu eonni saja? Dan Dokter yurin tidak usah memanggilku yoora~ssi, hanya yoora saja atau dongsaeng.”
“dongsaeng?” Dokter yurin menatapku terkejut.
“euisaaa!!(dokter!!)” teriak yoora sambil mengoyang – goyangkan tangan tepat di depan wajah dokter yurinuntuk menyadarkannya dari lamunan.
“oo, geurae. Kau boleh memanggilku yurin eonni. Aku juga tidak mempunyai saudara perempuan.” Jawab Dokter yurin spontan sambil berdiri kemudian berjalan kebelakangku untuk membenarkan ikat rambut ku yang terlepas.
“yoora~a.” Setelah Dokter yurin membenarkan ikat rambut yoora yang berantakan.
“waeyo eonni?”
“eonni harus kembali ke rumah sakit. Apa kamu ingin kembali juga kekamarmu?” tanya Dokter yurin.
“oh, tidak eonni. Aku masih ingin disini.”
“geurae. Nanti setengah jam lagi eonni menjemputmu kembali disini.” Dokter yurin kemudian meninggalkan ku sambil berlari masuk kedalam rumah sakit.
####
Yurin POV
Sesampai di taman aku dan yoora berhenti di sebuah kursi tepat di bawah pohon dan ada sebuah pot bunga mawar yang sedang mekar di sebelahnya.
“apakah kita duduk disini saja yoora~ssi?” tanya ku menunjuk kursi itu.
“ne. kita disini saja, aku suka mencium bau bunga mawar ini.” Tunjuknya ke sebuah pot bunga mawar dan aku duduk disebelah pot bunga menatapnya tajam.
Aku merasa bersalah dan merasa hal ini sangat – sangat di luar etika ku sebagai seorang dokter. Seharusnya aku memberitahukan hal yang sebenarnya terjadi bukan seperti ini. Dia terlalu polos untuk menerima perlakuan ini. Aku sangat merasa bersalah dengan ini semua. Aku tidak sanggup melakukan ini tapi demi donghae aku rela melakukan ini. Apa ini semua tidak berlebihan?.
“euisa~ssi. Kenapa kau menatap ku begitu?.” Tanyanya dengan heran.
“gwaenchana.(tidak apa –apa)” Aku tersadar dari lamunanku dan pura – pura memegang bunga mawar yang ada dipot.
“oh,euisa~ssi, dangsineun yeonsega eotteokhe doesijyo?(dokter, berapa usia mu?)” tanyanya tiba – tiba. “waeyo?” aku menatapnya dengan heran. “ani, aku hanya ingin tahu saja. Bisakah aku memanggilmu eonni saja? Dan Dokter yurin tidak usah memanggilku yoora~ssi, hanya yoora saja atau dongsaeng.”
“dongsaeng?” aku terkesiap dan menatapnya dengan terkejut. “kenapa dia meminta ku untuk memanggilnya dongsaeng? Apa ini tidak salah?” bisikku dalam hati. akhirnya aku menyetujui dia memanggilku eonni. Aku tau ini sudah sangat jauh tapi jika aku tidak mengiyakan semua yang sudah aku lakukan bersama donghae akan terbongkar dan aku tidak ingin melihat donghae hancur.
“yoora~a.” Aku memanggilnya sambil membantunya mengikatkan ikat rambutnya yang terlepas.
“waeyo eonni?”
“eonni harus kembali ke rumah sakit. Apa kamu ingin kembali juga kekamarmu?” tanyaku pelan – pelan. aku ingin segera menghilang dari hadapannya sekarang, dia sangat polos dan sangat baik padaku. Aku sangat merasa semakin bersalah setelah mengiyakan permintaannya untuk menjadi eonninya. Berarti aku adalah salah satu orang yang berarti untuknya. Airmata ku sudah mengenang di ujung pelupuk mata, aku masih berusaha untuk menahannya. Aku tidak ingin dia melihatku menangis.
“oh, tidak eonni. Aku masih ingin disini.” jawabnya, setelah berpamitan dengannya aku berlari meninggalkannya sendiri di taman. Aku sudah tidak tahan untuk menahan air mataku. Aku berhenti dibelakang tembok rumah sakit dan airmataku mengalir deras tanpa bisa ditahan lagi.
“Aku benar – benar merasa bersalah padanya menyimpan semua ini. Tapi jika aku tidak menyimpannya bagaimana dengan donghae yang selama ini sudah bersusah payah mendapatkan pekerjaannya sekarang.” aku menatap yoora dari balik tembok rumah sakit dengan tatapan sendu. “aku tidak mau melakukan ini semua jika bukan karena donghae, aku terlalu menyayanginya. Bertahun – tahun aku menyimpan perasaan ini, tapi tak pernah sedikitpun aku berani menyatakan isi hatiku yang sebenarnya dan sekarang aku berani – beraninya membantu donghae melakukan ini? Saat pertama aku sudah menolak untuk melakukan ini, tapi permohonan donghae yang membuat rasa terlukaku karena harus membantu orang yang akan menjadi sainganku menjadi hilang seketika. Aku tidak sanggup menatap wajah donghae yang frustasi dan terlihat sangat kalut. Aku juga tidak sanggup untuk melihatnya hancur begitu saja.” Airmataku terus mengalir tapi cepat – cepatku hapus airmata yang mengalir, ketika aku melihat donghae dan ryeowook datang dari kejauhan.
“yurin~a, apa kau melihat yoora?” tanya donghae berjalan mendekat bersamaan dengan ryeowook dan berhenti tepat dihadapanku.
Hatiku berdebar – debar dan jantungku terasa akan segera melompat ketika tiba - tiba donghae melingkarkan tangannya dibahuku. Aku tidak tahu seperti apa wajahku sekarang. Apakah wajahku terlihat jelas jika aku menyukai donghae? Karena sejak tadi ryeowook tidak menyapaku sedikitpun tapi tatapannya membuat aku tida bisa menarik napas dengan lega.
“neo.. kim yurin~ssi?” tiba – tiba ryeowook menatapku dengan tajam sambil menujukan telunjuk kanan mendekat kearahku. Donghae hanya tersenyum saja mentap tingkah ryeowook yang lucu.
“ne, annyeonghaseyo ryeowook~ah.” Jawabku dengan diimbangin senyuman yang sangat ku paksakan. Aku masih terus mengontrol detak jantungku yang sudah tidak menentu, donghae masih saja melingkarkan tangannya dibahuku.
“noona.. neomu yeoppo..!!” tiba – tiba ryeowook berteriak dan melepaskan lingkaran tangan donghae dibahuku kemudian melingkarkan tangannya dibahuku.
“yaaah.. apa – apaan kau wookie??” donghae terdorong satu langkah kebelakang kemudian menepuk bahu ryeowook.
“hyung, kau sudah punya yoora bukan? Jadi jangan dekat dengan leni noona lagi. kau tidak tahu aku dari dulu sangat menyukainya.?” Ceplos ryeowook dengan ketus, kemudian menatapku dengan senyuman manis.
“arassso!!” angguk donghae kemudian tertawa melihat tingkah ryeowook. Perasaan ku sudah bisa ku kuasain dengan baik. ketika tangan ryeowook melingkar dibahuku, tidak ada perasaan yang aku rasakan ketika tangan donghae melingkar di bahuku. Perasaan yang amat sangat tidak bisa aku lukiskan dengan kata – kata dan ketika aku mendengar ceplosan ryeowook yang mengatakan dia menyukaiku pun aku tidak merasakan getaran apa – apa. Aku berharap perkataan itu keluar dari mulut donghae. Tapi mungkin itu hanya mimpi untukku. Karena dari dahulu donghae tidak pernah menganggapku wanita idealnya, walau aku sudah berusaha untuk menjadi seperti wanita idealnya, pandangan donghae masih sama seperti biasanya.
“ya.. noona melamun?” ryeowook menghentakkan tangannya yang melingkar dibahuku.
“ye?.” Aku tersadar dari lamunanku dan aku melihat mata donghae menatapku dengan tajam. Aku merasa wajahku sudah sangat merah sekarang.
“kau melihat yoora?” tanya donghae dengan pelan – pelan.
“aaa.. yoora dongsaeng?” tanyaku kembali.
“iyaa. Memangnya dirumah sakit ini ada berapa yoora yang dirawat?” tanya donghae sambil mentapku dengan heran
“aaa.. dia ada ditaman, katanya dia bosan didalam ruangan terus!” jawabku sambil menunjukkan tangan kearah taman tanpa berani menatap wajah donghae dan ryeowook.
“dasar kau!!” tiba – tiba donghae mengacak – acak rambutku dan berjalan meninggalkan aku. Tiba – tiba langkahnya terhenti dan kembali berjalan kearahku. Jantungku berdebar kencang. “kenapa dia kembali lagi?” gumamku didalam hati. dia berhenti tepat dihadapanku.
“mau sampai kapan aku mengandeng leni?” donghae menepuk bahu ryeowook yang sedari tadi menatapku dan masih melingkarkan tangannya dibahuku.
“aaah?? Hyung!! Kau menganggu kesenangan ku saja!” gerutu ryeowook sambil melepaskan tangannya dibahuku.
“aaah.. ayo cepat!!” donghae menarik tangan ryeowook tanpa mengucapkan satu katapun padaku. “nooona!! Sampai jumpa!” ryeowook melambaikan tangannya.
#####
Aouthor POV
“yoora~a kau ditaman ternyata, aku mencarimu kemana – mana untung ada Dokter yurin yang memberitahu.” Tiba – tiba donghae datang mendekat dari arah tangga. Seseorang mengiringinya dari belakang membawa sebuah kotak makanan. wajah yang tidak asing untuk yoora tapi yoora masih saja tidak bisa mengingatnya. Yang bisa yoora ingat sekarang adalah wajah Donghae, Dokter yurin dan perawat yang sering menganti impusnya sejak dia dirawat dirumah sakit ini.
“oh, oppaaa!! ne. Aku diantar oleh leni eonni kesini. Nuguya?” yoora menunjuk orang yang ada dibelakang donghae.
“oh.” Donghae tersenyum dan melirik kebelakang kemudian menarik orang itu.
“ini ryeowook. KIM RYEOWOOK!!” ulang Donghae dengan lantang.
“Apa kau tidak mengingat dia?” Donghae menepuk – nepuk bahu ryeowook. “Kim Ryeowook!” ulang yoora dalam hati. Dia sepertinya tidak asing dengan nama itu tapi tetap ingatannya tidak bisa mengingatnya lagi.
“eh? Apa oppa lupa apa yang terjadi dengan ku?” tanya yoora spontan dengan muka tiba – tiba berubah menjadi sedih.
“oh. Mianhae yoora. Oppa lupa.” Donghae tertawa kemudian duduk didepan yoora dan memegang tangan yoora.
“annyeonghaseyo eonni.” Ryeowook membungkukkan kepalanya. Yoora terkejut mengapa ryeowook memanggilnya eonni. Tapi untuk bertanya yoora sedikit tidak enak hati karena saat ryeowook datang yoora sudah tidak mengenalnya. Itu pasti membuat hati ryeowook sedih jadi yoora pura – pura meng-iyakan walau hatinya sangat penasaran. “ne. annyeong wookie.”
“eh. Wook-ah, Kenapa memanggil yoora eonni? Seharusnya kau memanggilnya noona” tiba – tiba donghae bertanya kepada ryeowook. Itu berarti yoora tidak perlu bertanya “kenapa?” karena donghae sudah menanyakannya lebih dulu.
“oh, aku memang memanggilnya eonni. Hyung~.” Jawab ryeowook menepuk bahu donghae dan mengedipkan matanya. Membuat yoora semakin penasaran. Tapi yoora mencoba untuk menepis rasa penasarannya karena ia merasa tidak enak hati dengan ryeowook.
“oh. Geurae.geurae.” donghae mengangguk – anggukkan kepalanya.
“eonni, aku membawakan mu makanan. Kita makan bersama – sama eonni.” Ryeowook membuka kotak bekal yang dibawanya dari dorm.
“oh. Kau membawa apa wookie?.” tanya yoora dibantu donghae pindah dari kursi roda ke kursi taman.
“aku membawakanmu kimbab eonni.” Ryeowook membuka kotak bekal yang dia bawa. “Ini adalah makanan kesukaan eonni. Aaaaaa..” ryeowook menyuapi yoora.
“ryeowook sepertinya sangat mengenalku. Dia tahu makanan kesukaanku tapi aku tidak bisa mengingat saat aku bersama donghae atau ryeowook” Bisik yoora dalam hati sambil mengunyah makanan yang baru saja di suapkan ryeowook.
“yoora ya~ masitta?.” Tanya donghae ikut duduk disebelah ryeowook.
“oh.” Angguk yoora.“jeongmal eonni?.” Tanya ryeowook dengan semangat. “ne wookie. Gomawoyo.” Yoora memakan kimbab dengan lahap.
###
Ryeowook POV
Donghae hyung menarikku ketaman setelah membuyarkan lamunanku saat sedang disebelah leni noona. Dia membawaku bertemu dengan seorang gadis yang dia ceritakan kepadaku tadi malam. Aku sangat ingin melihat gadis itu, seperti apa wajahnya?
Tiba – tiba donghae hyung berhenti didepan seorang gadis yang duduk di atas kursi roda. Dia memakai pakaian pasien, rambutnya hitam lurus dan di ikat kebelakang. Hidungnya mancung, matanya hitam dan bibirnya yang tipis dan munggil. Dia terlihat sangat cantik walau dikeningnya ada perban yang menempel. Bukankah wanita seperti ini adalah wanita idaman donghae hyung? Kenapa ini menjadi sangat kebetulan? Aku tidak mengerti apa yang terjadi sekarang.
“namanya KIM RYEOWOOK!” tiba – tiba donghae hyung menyebutkan namaku dengan lantang, sepertinya dia sengaja seperti itu untuk menyadarkan lamunanku.
“annyeonghaseyo eonni!” tiba – tiba aku memanggilnya eonni, seharusnya aku memanggilnya noona. Bagaimana aku menjelaskannya jika aku mengatakan aku salah memanggilnya, itu berarti ini pertama kali aku bertemu dengannya. Tiba – tiba donghae hyung menanyakan kenapa aku memanggilnya eonni bukan noona, dengan sigap aku mengatakan jika aku memang sudah memanggilnya eonni sejak dulu sambil menepuk bahu donghae hyung. Terasa sekali jika hal itu dibuat – buat. Tapi untung yoora tidak mempermasalahkan itu. Dia terlihat percaya dengan ucapanku, itu yang membuat aku lega.
###
Yoora POV
setelah selesai makan bersama ditaman. Tiba – tiba leni eonni datang menemui kami. “annyeonghaseyo.” Leni eonni berdiri didepan kami bertiga.
“oh. Yurin~ssi. Waeyo?” tanya donghae.
“yoora harus segera dibawa kekamar lagi. Karena dokter specialis akan datang memeriksa kesehatan yoora dan yoora juga harus beristirahat.”jawab yurin eonni sambil membantu ku pindah kekursi roda. “oh. Geurae. Kalau begitu kita lebih baik pulang hyung.” Kata ryeowook melirik kearah donghae yang duduk disebelahnya.
“ne, wookie.” Jawab donghae kemudian berdiri di ikuti oleh ryeowook.
“oppa, akan pulang?.” Tanya ku menatap donghae.
“ne chagi. Oppa akan pulang. Besok oppa tidak bisa datang karena ada pekerjaan di incheon. Tapi oppa akan mengantarkan mu ke kamar dulu kemudian baru pulang” jawab donghae sambil mendorong kursi roda di ikuti oleh ryeowook dan dokter yurin.
Sesampai di kamar donghae merogoh kantong celananya. “ Ini ponsel untukmu. Oppa akan menelponmu setelah sampai dirumah.” Dia memberikan ponsel dan mengecup kening ku sebelum pulang ke rumah bersama ryeowook.
Lagi – lagi donghae mencium kening ku. aku merasakan perasaan yang sama seperti saat donghae mencium keningnya pertama kali. Tapi perasaan ini sepertinya bukan perasaan gembira lagi karena dicium orang mencintaiku, kali ini donghae mencium keningnya di depan Dokter yurin dan ryeowook. Aku merasakan wajahnya sedikit panas dan mungkin terlihat bersemu merah karena malu.
###
Aouthor POV
Yoora sedang memainkan mainan ponsel yang diberikan oleh donghae 3 hari yang lalu. Donghae tidak menelponnya dari pertama donghae memberikan ponsel ini. Yoora ingin menelpon donghae tapi hal itu selalu di urungkannya lagi. “mungkin kata perawat waktu itu benar, oppa sedang sibuk. Tidak punya waktu untuk menelpon sebentar saja.” Bisik yoora dalam hati. Kemudian meletakkan ponsel di atas lemari kecil disebelah tempat tidurnya.
“tiiitttiiit…titiiittt..” tiba – tiba suara ponsel yoora berbunyi dengan sigap yoora mengambil ponsel kemudian mengangkatnya tanpa melihat dulu siapa yang menelponnya.
“yoora~a, oppa tidak bisa datang ke rumah sakit selama seminggu ini karena oppa sibuk. Are you okay chagi?” suara donghae terdengar dari seberang.
“benar kata perawat kemarin. Oppa sedang sibuk sekarang, suaranya terdengar sedang tergesa – gesa disana.”bisik yoora dalam hati.
“chagiya..!!” teriak donghae dari seberang dan terdengar khawatir.
“ne, oppa” yoora tersadar dari lamunannya.
“baiklah, oppa akan menutup telpon. Kamu harus cepat sembuh yoora. I love you.”
“tuuuttt..tuuut” suara telpon diputus. Sebelum yoora selesai berbicara. “eheeeeeeeeeehh..” yoora menghela nafas. “ternyata oppa sedang sibuk sekarang. Aku harus mengerti ini. Walau sebenarnya aku sangat bosan disini, tapi aku harus cepat sembuh dan aku bisa pulang segera.” Yoora berujar sendiri, menutup ponselnya dan meletakkan ponsel di sebelah tempat tidurnya.
###
Yoora POV
Sudah seminggu berlalu, tapi kenapa dia tidak juga datang menjengukku. Aku sangat bosan disini, yurin eonni dan perawat sekarang tidak bisa menemaniku setiap hari. Karena masih banyak pasien yang membutuhkan mereka. Aku menatap keluar jendela sambil mengembungkan pipiku. Tiba – tiba sebuah tangan menutup kedua mataku.
“yaaa~ nuguya?” aku memegang tangan yang menutup mataku. “coba tebak siapa?” jawab suara itu.
suara yang tidak asing bagi ku dan aku yakin itu suara donghae. “aaa.. pasti oppa!” aku menarik tangan yang menutup mataku dan benar itu suara donghae.
“kau sudah sembuh yoora?” tanya donghae sambil berdiri di sebelahku juga menatap keluar jendela. Jendela ini salah satu tempat yang menjadi favorit ku selain taman selama aku tinggal di rumah sakit ini.
“ne oppa” jawab ku sambil terus menatap orang yang ada di kejauhan terus berlalu lalang dibawah. “hanya ingatan dan keningku saja yang belum sembuh.” Raut wajah ku seketika berubah menjadi sedih karena sudah hampir sebulan lebih aku masih tidak bisa memiliki ingatan ku.
“yoora ya~ uljima.” Donghae tersenyum, kemudian menepuk – nepuk pundakku.
“ne oppa. Aku tidak menangis. Aku hanya sedih belum bisa mengingat siapa aku dan kenangan antara kita berdua oppa.” Tundukku sedih.
“itu tidak masalah yoora, sedikit demi sedikit kau pasti akan ingat.” Tiba – tiba Donghae mengenggam tanganku untuk memberikan kekuatan dan ketegaran. Dia tersenyum menatapku senyumnya yang sangat ku sukai, senyumnya yang membuat hatiku tenang, walau semakin hari perasaanku semakin tidak menentu, aku merasa bingung apa yang terjadi dengan hatiku, mengapa tidak ada getaran sekuat pertama dia mencium keningku waktu itu? .
“heeemm..” yurin eonni berdiri di depan pintu. Menatap kami dengan pandangan yang menurutku sangat aneh. Sudah sering aku ingin mempertanyakan ini tapi aku masih merasa ragu, apa ini benar atau hanya perasaan ku saja.
“oh, yurin-ssi. Waeyo?” tanya donghae melepaskan gengaman tangannya.
“sebentar lagi dokter spesialis akan datang memeriksa yoora, bisakah donghae-ssi keluar sebentar” jawab yurin eonni, kemudian mendekat kearaku dan membantuku berbaring ditempat tidur.
“oo, ne. yoora ya~ oppa akan pulang saja sekarang dan besok oppa akan datang kembali kesini. Kamu istirahat.”lagi – lagi donghae mencium keningku didepan yurin eonni. Dia pergi terlihat terburu - buru. “aneh sekali” bisikku dalam hati. Padahal aku belum sempat untuk mengatakan bahwa yurin eonni yang menjadi temanku selama donghae tidak ada. Dia teman yang sangat menarik dan baik terhadapku.
“yoora~a, eonni keluar sebentar. Kamu berbaring disini saja. Sebentar lagi dokter specialis akan datang memeriksa kamu.” Tiba – tiba leni eonni berlari menuju pintu dan menghilang dari pandanganku.
“aneh sekali” gumamku dengan bingung. Apa yang terjadi dengan oppa dan eonni? Apa mereka menyimpa sesuatu yang di rahasiakan?
###
Aouthor POV
“donghae-ssi, tunggu sebentar!” teriak dokter yurin dari kejauhan. Donghae tidak menghentikan langkahnya dan terus berjalan. Seketika donghae berhenti dan membalikkan badannya. Dokter yurin masih berlari menuju donghae. Kemudian mereka berjalan berbarengan menuju kursi yang ada di sudut rumah sakit sambil berbicarakan sesuatu yang terlihat sangat serius. Sesekali donghae menganggukkan kepalanya dan dokter yurin menepuk bahu donghae seperti memberikan kekuatan.
“yah, serahkan semuanya kepadaku!” dokter yurin berdiri kemudian berjalan meninggalkan donghae yang masih tertegun.
###
Donghae POV
“aku sangat merasa bersalah padanya, dia menganggapku eonninya. Padahal aku tidak pantas menerima panggilan itu. Dia terlalu polos, kadang aku ingin mengatakan yang sebenarnya padanya. Tapi saat aku mengingat semua perjuanganmu aku tidak bisa, aku tidak ingin melihatmu hancur” ujar yurin, menatap mataku dengan sendu. Terlihat sekali perasaan bersalah dimatanya, aku sekarang merasakan perasaan bersalah yang amat besar memaksa leni melakukan ini terhadap yoora yang juga tidak tahu apa – apa. Tapi aku terlalu egois untuk mengakui dan aku takut untuk meninggalkan semua yang aku miliki sekarang. Aku tidak bisa merelakan semua itu dengan mudah.
“aku tahu kau sangat tidak mau melakukan ini! Jika kau ingin mengakhiri ini tidak apa – apa. Aku akan menanganinya sendiri” ujarku dengan lirih, menatap ujung sepatuku tanpa berani menatap mata yurin lagi.
“tidak! Aku akan tetap membantumu sebisa aku membantumu.” Jawab yurin sambil menepuk bahuku lembut. “serahkan semuanya padaku!” leni berdiri berdiri dan berlalu meninggalkan aku sendiri.
“ini sangat sulit untuk ku” bisikku dalam hati. “aku tidak bisa menghadapinya sendiri. tapi aku harus terus menjaga yoora dengan baik.” aku beranjak dari kursi menuju taksi yang sedang parkir tepat didepan rumah sakit. Aku harus pulang kembali ke dorm karena pasti ryeowook menungguku untuk pergi sekarang.
###
Keesokkan harinya~
Aouthor POV
“annyeonghaseyo.” Donghae berdiri tepat didepan yoora menutupi matahari yang memancar masuk kedalam ruangan.
“oppa, sudah lama datang?” tanya yoora sambil mengucek matanya.
“ne, mungkin sudah satu jam oppa datang.” Jawab donghae berjalan kearah meja mengambil sebuket bunga mawar dan memberikan bunga itu.
“oppa berdiri disana selama satu jam? kenapa oppa tidak membangunkanku?” menatap mata donghae dengan heran. Sambil mengembungkan pipinya.
“oppa tidak tega membangunkanmu yang tidur pulas seperti tadi.” Donghae tertawa melihat ekspresi yoora dan mengacak – acak rambut yoora.
“Mianhae yoora” bisik donghae dalam hati sambil menatap yoora dengan tatapan yang sendu.
“oppa!!” tiba – tiba yoora berteriak, menyadarkan donghae dari lamunannya.
“ne, waeyo chagiya?” sahut donghae dengan spontan.
“oppa malah bengong” sunggut yoora.
“oh?” angguk donghae tertawa sambil mengaruk kepalanya.
“MIANHAE OPPA” ulang yoora dengan suara lembut tapi terdengar jelas.
“untuk apa minta maaf? Oppa senang melihatmu tidur, telihat lucu dan membuat oppa tertawa terus. Ini lihat foto mu.” Donghae menunjukkan wallpaper ponselnya yang terlihat yoora sedang tidur. “lucu bukan?” tanya donghae lagi.
“ehh..?” sunggut yoora sambil memajukan pipinya. Menunjukkan kalau ia kesal dikerjai.
“ yaah, ngambek!” ujar donghae sambil tertawa melihat tingkah yoora.
“eeeh!” yoora membuang muka.
“oppa, akan menceritakan beberapa hal tentang mu” celetuk donghae tiba – tiba. “apa?” tanya yoora yang masih saja membuang mukanya.
“tapiiii.. wajahnya hadap sini dong. Soalnya oppa disebelah sini buka sebelah sana.” Jawab donghae sambil tertawa melihat tingkah yoora.
“jangan tertawa lagi tapi!” sunggut yoora.
“iyaa..eheemm..heem..” donghae berusaha menahan tawanya.
“apa?” toleh yoora “hahaaaa…” seketika tawa donghae meledak lagi.
“oppaaa!!” teriak yoora, tapi tawa donghae semakin menjadi.
###
Yoora POV
“Dia menunggu selama satu jam tanpa membangunkanku. Dia hanya melihatku tidur saja? Dia sangat lucu dan romantis.” Bisikku didalam hati. aku merasa bersalah karena membiarkannya menungguku sampai aku terbangun sendiri tanpa membangunkanku.
“mianhae oppa!” ujarku
“untuk apa minta maaf? Oppa senang melihatmu tidur, telihat lucu dan membuat oppa tertawa terus. Ini lihat foto mu.” Dia menunjukkan wallpaper ponselnya yang terlihat wajahku yang sedang tertidur pulas. “lucu bukan?” tambahnya lagi.
“ehh..?” sunggutku sambil memajukan pipi, aku memperlihatkan wajah kesalku supaya dia tidak tidak terus – terusan mengolok ku. Tapi bukannya dia berhenti mengolok – olok dia semakin tertawa senang menatap wajah ku. Aku merasa wajahku mulai terasa memanas.
“oppaa!!” teriakku dengan wajah yang bersemu merah. “kenapa aku merasa sangat gembira sekali melihat senyum dan tawa itu?” bisik ku dalam hati. “aku tidak bisa mengeluarkan sedikit amarah ku. Aku malah merasa bahagia melihat dia tertawa seperti itu.” aku terus menatap donghae yang tertawa di hadapanku. aku pun tersenyum melihanya tertawa. Seketika tawanya terhenti.
“yoora~a, kau tersenyum?” donghae menatapku tajam.
“eh? Iyakah?” tanyaku dengan malu – malu.
“sudah lama aku tidak melihat senyummu sejak kecelakaan itu. Ini yang pertama kali aku lihat lagi. Aku sangat merindukan senyuman mu itu.” Ujar donghae yang terus menatapku yang membuatku salah tingkah. Aku merasa wajahku kembali memanas dan jantung berdegup dengan kencang seperti saat pertama donghae mencium keningku.
“ah, oppa berlebihan!” ujarku mengalihkan pandangannya ke arah jendela kamar. “apa yang ingin oppa ingin beritahu padaku?” tanyaku lagi.
“oh, baiklah. Oppa akan memberitahu hal yang kau suka dan tidak kau suka.” Donghae menarik kursi dan duduk mengadapku.
“apa itu?” tanyaku sambil menatap matanya tajam.
“kau sangat suka mawar merah, suka warna putih dan biru sama seperti oppa, Makanan kesukaanmu coklat dan kimbab, Kau juga suka pantai serta sangat suka menonnton film horror. Hal yang kau benci adalah badut, kacang dan warna pink. Setiap kali kau melihat badut pasti akan pucat pasi dan badan mu akan melemas. Kau selalu bersembunyi dibelakangku tiap kali kita sedang berjalan dan bertemu badut. Hahaha…” dia tertawa lagi dan kali ini aku ikut tertawa mendengar ceritanya mengenai diriku yang sangat takut dengan badut.
###
Aouthor POV
“annyeonghaseyo.” Tiba – tiba Dokter leni sudah berdiri didepan pintu.
“oh, yurin~ssi.waeyo? Apakah ada pemeriksaan lagi dan aku harus keluar?” tanya donghae beruntun.
“oh, aniyo donghae-ssi.” Dokter yurin berjalan mendekat.
“mianhaeyo. aku masuk sendiri, tanganku sudah merah mengetuk pintu tapi kalian sepertinya tidak mendengarnya. Aku hanya ingin memberikan surat pernyataan ini.” Dokter yurin mengacungkan sebuah amplop kemudian memberikan ke donghae.
“ yoora sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan untuk pulang kerumah lagi.” Kata dokter yurin sambil menatap kearah yoora.
“oo. Geurae?” tiba – tiba wajah donghae berubah memucat.
“oppa. Gwaenchana?” tanya yoora sambil memegang tangan kanan donghae dengan khawatir.
“ne, oppa gwaenchana” jawab donghae menatap yoora dan dokter yurin bergantian.
“berarti aku diperbolehkan pulang eonni?” tanya yoora sambil meraih tangan dokter yurin.
“ne yoora~a” angguk dokter yurin sambil tersenyum menatap yoora yang kegirangan.
“eonni, jeongmal gomawoyo. Aku akan datang setiap minggu menemui eonni disini.” yoora menarik Dokter yurin dan memeluknya.
“ne yoora. Kau harus menjaga kesehatanmu. Kalau setiap minggu kesini itu harus.” Jawab Dokter yurin. Melepaskan pelukan dan menatap yoora. “oh. Bolehkah eonni?” tanya yoora lagi.
“yah. Itu memang harus yoora. Karena kau harus memeriksakan kesehatanmu.” Jawab Dokter yurin sambil mengacak – acak rambut yoora.
“oh. Geurae.” Angguk yoora sambil tersenyum. “sekarang kau lebih baik ganti bajumu. Eonni harus memeriksa pasien lainnya. Hati – hati di jalan yoora~a.” Dokter yurin meninggalkan yoora dan donghae didalam ruangan.
“yoora~a, oppa akan membayar uang administrasi yang tersisa. Kau bisa ganti baju dan mengemasi pakaianmu kan?” tanya donghae tiba – tiba.
“oh, ne oppa!” angguk yoora.
Tiba – tiba donghae berlari keluar meninggalkan yoora sendiri. ia berlari mencari dokter yurin, dari kejauhan ia melihat dokter yurin sedang berjalan di hadapannya.
###
Yurin POV
“ikut aku!” tiba – tiba donghae menarik tangan ku ke sudut rumah sakit tempat kami sering bicara.
“aduuh, sakit!! Lepaskan donghae-ssi!!” teriak ku berusaha melepaskan cengkraman donghae di pergelangan tangan. Tapi, cengkraman itu cukup kuat. Sehingga mau tak mau aku mengikuti donghae dengan sedikit berlari – lari kecil. Sesampai di sudut rumah sakit donghae melepaskan cengkraman itu dan pergelangan tangan ku memerah.
“kenapa kau tidak memberitahu jika yoora sudah bisa keluar hari ini?” tanya donghae manatap ku dengan tajam.
“mian, aku juga tidak tahu tapi dokter specialis bilang dia sudah boleh keluar hari ini” jawab ku sambil menundukkan kepalanya kemudian menatap donghae sayu.
“kau tahu? Ini sangat sulit untukku.” Ujar donghae lirih dan menjatuhkan kepalanya di bahuku. Jantungku serasa akan segera terlepas saat donghae menjatuhkan kepalanya dibahuku. Aku merasakan tubuhnya bergetar hebat. Kami terdiam untuk beberapa saat dan aku mencoba untuk menenangkan detak jantungku yang sangat tidak beraturan ini.
“aku tahu, tapi aku tidak bisa membantu lebih banyak lagi. maafkan aku!” jawab ku dengan lirih juga. Setelah aku bisa menguasai semua kesadaran ku dengan baik. Wajahku terasa memanas dan memerah sepertinya sebentar lagi aku akan menangis.
“baiklah, aku akan menjalani ini semua. Terima kasih untuk semua.” Jawab donghae menarik kepalanya kemudian membungkukan kepalanya tanpa menatapku sedikitpun. Dia Berlalu meninggalkan ku sendiri yang masih berdiri tertegun. Donghae berjalan menuju administrasi untuk membayar uang sisa yang belum dibayar sebelumnya. Setelah membayar donghae kembali berjalan menuju kamar tempat yoora di rawat. Aku menatapnya dari kejauhan, tanpa terasa airmataku mengalir deras disudut mataku. Aku tidak bisa melakukan apa – apa lagi untuknya.
###
Aouthor POV
Didepan koridor donghae melihat yoora sudah berganti pakaian dan sedang berbicara dengan 2 orang perawat. Ia berhenti dan memerhatikan percakapan yang terlihat sangat akrab.
“ganhosa!(perawat), hari ini aku akan pulang. Terima kasih untuk semuanya!” yoora menundukkan badan. “Kalian sudah merawat ku dengan baik, aku akan merindukan kalian saat aku sudah dirumah nanti.” ujar yoora sambil menahan air mata.
“ iya nona, hati – hati di jalan ya? Kami akan merindukanmu.” Jawab perawat yang berbadan kurus.
“kau harus sering – sering berkunjung kesini ya?” ujar perawat yang berbadan gendut sambil menghapus air mata.
“kalian jangan menangis!” ujarnya, kemudian yoora memeluk kedua orang perawat itu bergantian.
###
Donghae POV
Aku tertegun melihat keakraban yoora dengan kedua perawat itu. “yoora adalah orang yang memberikanku banyak perubahan dalam hidup ini. Dia juga yang..”
“oppa!!” seketika aku tersadar dari lamunan dan yoora beserta kedua perawat sudah berdiri di hadapanku.
“ne!”
“ayo, kita pulang!”
“ne, ayoo kita pulang!” jawabku dengan wajah yang dipaksa untuk gembira.
“ lets goo!! Bye perawaat!!” yoora mengangkat tangannya dan berjalan meninggalkan dua perawat juga aku yang masih berdiri tertegun melihat keceriaannya.
“oh ne!” aku tersadar dari lamunananku, ketika Tiba – tiba perawat berbadan kurus menarik lengan kemejaku.aku membalikkan badanku menatap perawat itu.
“tolong jaga dia dengan baik. Jangan membuat dia sedih, jangan meninggalkannya sebelum ingatannya kembali.” ujar perawat itu.
“iya, aku akan membuat selalu bahagia.” Jawabku sambil membungkukkan badanku.
“opppa!! Paliii..palli~aaaa!!” teriak yoora dari ujung koridor. aku berlari menyusul dan mensejajari langkah yoora. Sesampai didepan rumah sakit aku mencari taksi yang akan mengantarkan aku dan yoora pulang.
“untuk sementara kau tinggal di dorm oppa. Karena apartemen mu sedang dalam perbaikan.” Ujarku sambil menatap keluar jendela. Kemudian aku menatap supir taxi yang sedari tadi menatapku dengan tajam. Sepertinya dia mengenaliku.
Karena apartemen mu sedang dalam perbaikan.” Ujarku sambil menatap keluar jendela. Kemudian aku menatap supir taxi yang sedari tadi menatapku dengan tajam. Sepertinya dia mengenaliku..
Nah. Readers!! Aku baru nulis sampe sini nih. Nanti aku bakal post kelanjutannya. Masih banyak kejadian yang g bakal disangka – sangka terjadi serta hal – hal lucu ketika yoora bertemu dengan orang – orang baru! Apa kalian penasaaaraaan???
Comment dong ya menurut kalian gimana? Buat readers yang beruntung bakal ikut masuk nih nanti *kayak undian yah?” hahahhahaaa... :D
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ku beri kau judul HUJAN
hujan deras itu akhirnya turun.. setelah beberapa saat sangat gersang dan kering.. tanah kembali lembab, tanaman kembali tersenyum dan udara...
-
Song: 기다리다 (Waiting) Singer: Younha (윤하) Hangeul 어쩌다 그대를 사랑하게 된거죠 어떻게 이렇게 아플 수 있죠 한번 누구도 이처럼 원한 적 없죠 그립다고 천번쯤 말해보면 닿을까요 울어보고 떼쓰...
-
Album : Principle of My Soul Dirilis : 2012 HANGUL : 바람 불어와 내 맘 흔들면 지나간 세월에 두 눈을 감아본다 나를 스치는 고요한 떨림 그 작은 소...
No comments:
Post a Comment