Monday, March 19, 2012

someone is twins??

cast: 
- Sabrina Ariellinda as Aouthor as You
- Park Hyun soo
- Jung Yohwan
- Kim Yoora


Aku terus berjalan menelusuri trotoar yang ramai oleh para pedagang yang menjajakan barang dagangannya kepada orang yang berlalu lalang mencari tempat berteduh. Mereka masih terus bekerja walau hujan deras menguyur tubuh mereka ataupun terik matahari menyenggat tubuh mereka tanpa ampun. Mereka melakukan itu untuk orang – orang yang mereka sayangi, hanya demi sesuap nasi sehingga mereka mengacuhkan bagaimana cuaca yang akan terjadi yang terpenting adalah mereka mendapatkan penghasilan yang bisa mereka bawa untuk orang – orang yang mereka cintai. Hujan rintik – rintik terus terasa mengenai tubuhku. Aku berhenti dan mendongkakkan kepalaku menatap langit tidak ada tanda hujan akan turun karena langit sangat terang dan berwarna biru. Aku meneruskan langkah ku tanpa mencari tempat berteduh tapi hujan semakin deras menerpa tubuhku. Aku melihat halte bus yang berjarak beberapa meter dihadapanku. Aku berlari menuju halte bus. sampai dihalte bus seluruh tubuhku sudah basah kuyup, ada beberapa orang yang mengikuti ku dari belakang untuk berteduh dihalte itu juga. Aku duduk dihalte sambil menunggu hujan reda dan menatap rintik - rintik hujan yang terus turun, yang membawa ingatanku kebeberapa kenangan yang tidak mungkin untuk aku lupakan.

Pikiran ku melayang kedalam kenangan beberapa tahun silam, saat aku masih bersama orang yang sampai saat ini menjadi penguasa hatiku.

“ayoooo baduut!! Kejar aku..!!” teriak kim hyun soo memanggilku kemudian berlari – lari kecil menerobos hujan.

“apa kau bilang? Badut? Aku bukan badut!” aku berteriak sambil mengacungkan pencil panjang yang diberikan Hyun soo kepadaku sebagai hadiah karena aku bisa mengalahkanya bermain hola hop dengan anak – anak dipanti asuhan. Aku berlari menerobos hujan mengejar hyun soo.

“buuk!!!” pensil yang ku pegang mendarat di kepala hyun soo. Hyun soo berhenti dan memegang kepalanya yang terkena pencil.

“yaaa… Ariel-ssi..!! apa – apaan kau melemparku dengan pencil ini? Kau kira itu tidak sakit kah?” hyun soo mengambil pensil yang ku lempar kemudian berbalik.

“mwo?” hyun soo terkejut, karena aku sudah berdiri dibelakangnya sambil menundukkan kepala. Wajahku terasa sangat dingin dan kaku.

“ariel~a.. gwaenchana??” tanya hyun soo dengan wajah yang terlihat sangat khawatir.

“ne, gwaenchana, tapi aku kedinginan hyun soo.” jawabku dengan lirih.

“ya sudah, ayo kita ketempat ajumma.” Hyun soo melepas mantel tebal yang dipakainya dan memakaikan ketubuhku.

“ayoo, kita berteduh ditempat ajumma, makan ramyeon sambil menunggu hujan reda” hyun soo menunjuk, Sesampai direstoran milik ajumma yang ada didepan sekolah. Hyun soo membantuku duduk.

“kenapa ini?” tanya ajumma berlari keluar dari tempat memasaknya berjalan kearahku dan hyun soo. Ajumma juga membantuku duduk, berlari kebelakang kemudian kembali lagi dengan segelas teh panas.

“ayo minum ini” ajumma meletakkan gelas teh dimeja tepat didepanku. Hyun soo mengambil gelas teh dan membantuku meminumnya.

“kalian kenapa lagi bermain hujan?” tanya ajumma yang sedari tadi masih duduk disebelahku dan hyun soo. Dia menatap aku dan hyun soo dengan tajam. “yaa.. kau anak nakal!” ajumma membentak hyun soo.

“yaa.. ajumma..!! aku tidak mengajaknya bermain hujan. aku akan pulang kerumah karena eomma memintaku untuk pulang lebih cepat. Tapi dia mengikutiku sampai gerbang depan.” Jawab hyun soo dengan suara lantang.

“ya, berani – beraninya kau bersuara lantang dengan ajumma - ajumma?” ajumma menampar kepala hyun soo. Ajumma meletakkan kedua tangannya di pinggang sambil menatap hyun soo dengan tajam.

“mianheyo ajumma, aku benar – benar tidak mengajaknya, aku hanya menarik rambutnya dan dia mengikutiku” jawab hyun soo dengan pelan terlihat sekali dia ketakutan melihat ajumma marah.

“ne, ajumma. Aku yang mengikutinya” timpalku sambil menatap hyun soo yang terus menundukkan kepalanya.

“ahh.. ariel-yaa.. kenapa kau selalu membelanya?” ajumma menunjuk hyun soo.

“karna dia tidak bersalah ajumma” jawabku sambil tersenyum.

“oooh, arasso! Kalian tunggu disini, aku akan membuatkan kalian ramyeon” ajumma meninggalkan aku dan hyun soo. Aku menatap hyun soo yang masih tertunduk saja sejak dibentak oleh ajumma.

“yaa.. hyun soo-ssi kenapa kau terus menunduk saja?” aku menyentuh tangan hyun soo perlahan. Tiba – tiba hyun soo memegang tanganku.

“aku tidak pernah sepanik ini dan aku tidak pernah membentak perempuan sebelumnya.” Ujar hyun soo dengan lirih. Ia mengangkat kepala dan terlihat wajahnya pucat.


###


Aku tersentak melihat wajah Hyun soo yang pucat setelah membentak ajumma tadi. Dia sangat menghormati perempuan terutama ibunya. memang selama 2 tahun aku menjadi temannya aku tidak pernah melihat dia membentak perempuan ataupun membantah ucapan ibunya. Dia sangat dan selalu menghargai perempuan, dia selalu berkata halus walau di sangat membenci perempuan itu. *malaikat berhati apadeh dia?*

Dia ketua kelas, orang paling pintar disekolah dan seorang yang sangat sederhana walaupun dia kaya, satu lagi dia juga tampan *aku tekanin lagi ya sodara – sodara!!* Dia itu tampan!. Itu yang membuat semua gadis disekolah berlomba – lomba untuk mendekatinya. Tapi dari sekian banyak gadis yang selalu memberinya hadiah dan mengatakan kata – kata cinta padanya tidak seorangpun yang mengusik hatinya. Tidak semua wanita bisa menjadi sahabatnya dan aku adalah satu – satunya wanita yang bisa menyuruh, memerintah, *menyuruh ama memerintah sama g sih?* membentak atau meminta dia melakukan dia apa saja untukku.

semua itu terjadi karena 2 tahun yang lalu, ketika aku pertama kali datang ke seoul dan hari pertama aku bersekolah. Hari itu sangat membosankan untukku karena aku masih belum bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolahku yang baru. Aku hanya mempunyai seorang teman dikelas. Sedangkan yang lain hanya memperkenalkan diri, walau banyak anak – anak kelas lain berdatangan kekelas hanya untuk melihat aku. Mereka berbisik – bisik mengunakankan bahasa korea yang jelas saja aku belum menguasainya dengan baik.

“baiklah anak – anak pelajaran hari ini cukup sampai disini, besok tugas harus dikumpul” myungsoo sonsaengnim menutup pelajaran hari ini. Aku rasa pelajaran hari ini sangat membosankan karena pelajaran yang mereka pelajari sudah terlebih dahulu ku pelajari di sekolahku sebelumnya. *sombong beneeer!!*

“ariel~ssi, apa kau akan pulang sekarang?” tiba – tiba seorang laki – laki menghampiriku.

“ne!” jawabku singkat sambil menganggukkan kepala. Aku hanya menatapnya sekilas kemudian memasukkan semua buku – buku yang bertumpukkan di meja. *kek banyak bener bukunya? Padahal Cuma 4 biji(?)*

“apa kau ingin pulang bersama ku?” tanyanya lagi. dia benar – benar laki – laki yang tak tau malu. Bagaimana mungkin mengajak ku pulang bersama tapi aku tidak mengenalnya siapa? Tapi tunggu kenapa semua wajah didalam kelas menatapku dengan tatapan yang penuh iri? Siapa laki – laki yang berada dihadapanku ini. Memang dia telihat tampan seperti uzzlang (cowo korea yang punya muka guanteng itu loh reader. Udah taukan..kan..kan??) *aouthor dilempar batu*. Tapi aku tidak tertarik sedikitpun!

“ooo.. joneun jung yohwan~rago hamnida, nan dangsin~ui seonbaenim.(aku jung yohwan, kakak kelasmu)” Ujarnya sebelum aku melontarkan pertanyaan yang sudah menggantung dikepala ku. *emang bisa ya pertanyaan gantung gitu? Kkk~*

“bagaimana tawaran ku ariel~ssi?” tanyanya lagi dengan penuh harap. Aku menatap ke sekeliling kelas, yeoja - yeoja yang masih berada dikelas menatap sanggar kearahku.

“aaaaa~ jeongmal mianhae seonbaenim, hari ini adalah hari pertama aku bersekolah, aku ingin pulang sekolah sendiri karena aku ingin menghapal jalan menuju rumahku.” Jawabku berpura – pura karena aku tidak tertarik pulang bersamanya, walaupun dia memiliki wajah yang tampan. *mwooo?? Sombong nih ariel*

“aaaa~ baiklah, lain kali kau harus mau pulang bersamaku, karena kau adalah wanita pertama yang menolak untuk pulang bersamaku.” Jawabnya dengan wajah terkejut, kecewa dan seketika berubah menjadi sinis, kemudian berlalu meninggalkan ku. Aku hanya menatap denga tatapan yang innocence.

Semua mata didalam kelas seperti tidak percaya jika aku baru saja menolak ajakkan seorang laki – laki yang sepertinya mempunyai charisma disekolah ini.

“yaaa… ariel~ssi. Kau menolak pulang bersama yohwan oppa?? Kau sangat daebak!! kau tau dia itu salah satu namja terganteng disekolah ini. Tidak ada seorangpun yang menolak pulang bersamanya.” Teriak Kim Yoora disebelahku. Aku pikir dia sudah pulang dari tadi dan seketika para yeoja didalam kelas bergerombol mendekat ketempat dudukku.

“kau tau? Tidak seorangpun yang berani menolaknya untuk pulang bersama. Kau menolaknya!!” ujar yeoja yang duduk dibelakangku mengulangi kata - kata yang hampir sama dengan yang diucapkan Yoora kemudian di ikuti anggukan yeoja – yeoja yang lain.

“apa dia sangat ganteng?” tanyaku dengan wajah datar.

“aniyooooo!!” jawab mereka serempak, aku terkejut melihat reaksi mereka yang bersamaan seperti itu.

“sebenarnya ada seorang lagi yang lebih tampan, pintar dan kaya dari dia. Tapi aku tidak tahu kenapa dia tidak datang kesekolah hari ini. Dia duduk tepat disebelah kiri mu.” Yoora menunjuk kesebelah kiri ku, aku menatap yurin sejenak dan menatap yeoja - yeoja yang lain dan mereka dengan serempak kembali menganggukkan kepalanya.

“dia juga ketua kelas kita!” celetuk salah satu dari mereka.

“apa dia sangat tampan?” tanya ku untuk yang ke dua kalinya dengan wajah innocence.

“Neomuuuuuuuuuu!!” teriak mereka bersamaan. Aku berdiri dari tempat dudukku bersiap – siap untuk meninggalkan tempat dudukku.

“aah, baiklah. Setampan apapun dia aku tidak perduli! Aku mau pulang, annyeong!” ujarku acuh tak acuh. Kemudian meninggalkan mereka yang tertegun melihat sikapku yang acuh tak acuh. Lagi pula perduli apa aku dengan ketampanannya itu? Aku tidak perduli ujarku.

Aku menyusuri koridor sekolah, menuruni tangga, melewati taman sekolah, lapangan bola, lapangan baket dan lapangan upacara. *gila.!! Gede bener ya sekolahnya? O.o aouthor kok bingung?*

Tiba disebuah persimpangan aku melangkahkan kaki ke kiri padahal arah pulang kerumah kesebelah kanan. Aku sengaja tidak meminta pengawal ku untuk menjemput hari ini karena aku ingin melihat – lihat kota yang akan menjadi tempat tinggal baruku.

Aku merasa aku sudah sangat jauh berjalan, aku menatap sekeliling sangat sepi, apa aku tersesat? Bisikku dalam hati sambil terus melangkahkan kaki ku dengan santai. Tidak jauh dari tempat ku berdiri aku melihat seseorang namja yang sedang dikeroyok oleh tiga orang namja yang bisa diperkirakan mereka seumuran. Aku berlari mendekat.

“yaa.. apa yang kalian lakukan?” aku berlari menarik orang – orang yang mengeroyok. Mereka masih saja memukuli namja itu tanpa memperdulikan teriakkanku, seorang dari mereka mendorong tubuhku sehingga aku jatuh tersungkur. Aku merlihat wajah namja itu yang bersimbah darah. Aku melihat sebuah balok kayu terletak di sebelah tong sampah tidak jauh dariku. Dengan sekuat tenaga aku mengambil balok dan memukuli ketiga orang namja yang mengeroyok itu. Dua orang dari mereka berlari meninggalkan aku yang masih memukuli salah satu diantara mereka yang sudah bersimbah darah.

“aku bilang jangan mengeroyoknya lagi!! Apa salahnya?” teriakku terus memukulinya tanpa ampun. aku kehilangan kontrolku rasa kasihan dan iba sudah hilang entah kemana.

“kenapa kalian selalu menindasnya” kenapa??” teriakku sambil menangis, ingatanku kembali kedalam kejadian 3 tahun yang lalu, saat seseorang yang paling ku sayangi dan ku hormati, selain appa dan ama dikeroyok oleh teman sekolahnya sendiri, mereka mengeroyoknya tepat didepan mataku dan karena peristiwa itu juga ia pun pergi meninggalkan aku untuk selamanya. Aku mengangkat balok bersiap – siap akan memukul namja itu lagi. tiba –tiba seseorang memegang tanganku dengan kuat.



sampai sini dulu ya readers! soalnya otakku udah mampet *dikira selang aer apa?* kalau kalian suka dan ingin dilanjutin Comment ya? trus kalo ada kejanggalan gitu comment juga ya? biar nanti aouthor bisa lebih baik lagi :)


neomu gamshaeyo raeders! saranghae kkkkkk~~ (^.*)

No comments:

Post a Comment

Ku beri kau judul HUJAN

hujan deras itu akhirnya turun.. setelah beberapa saat sangat gersang dan kering.. tanah kembali lembab, tanaman kembali tersenyum dan udara...