Tuesday, October 18, 2016

Memory Of The Wind



            Hari hari lalu sudah tertinggal dibelakang. Kadang aku masih saja menatap kebelakang dan melihatnya kembali. Meski hatiku mengatakan lupakan dan relakan biarkan ia tertinggal dibelakang menjadi kenanganan yang menyedihkan. Tetap saja kepalaku kembali menatap kebelakang. Aku mengatakan aku membencimu karena kau tega meninggalkan  hal yang berat bagiku. Meninggalkanku sendirian dan hal Berat untuk ku pikul sendirian. Berat untuk mengatakan aku akan selalu tetap tenang dan membiarkannya hilang sendiri dalam ingatan. Tetap saja, itu tak bisa mengubah jika aku sangat merindukanmu. Merindukan hal yang pernah kita lakukan dan sangat inginku lakukan untukmu.
Setiap kali ini merasa berat untukku, aku selalu mencoba merasakan angin yang berhembus menerpa wajahku. Perlahan menutup mata dan kembali berharap langit itu akan tetap biru cerah tanpa abu abu mengelayut. Kadang aku begitu ingin terlihat lemah menangis sepuas yang aku mau, berteriak mengatakan aku membencimu karena meninggalkanku. Tetap saja aku tak bisa menunjukkan itu dihadapan mereka. Aku hanya bisa menuliskan semuanya seperti ini, seperti yang aku lakukan saat ini. Hal yang dulu aku benci setiap kali guru bahasaku pinta, kini menjadi salah satu cara untukku menumpahkan tangisan yang ku tahan dalam diam. Aku tak perduli jika seseorang membaca dan mengatakan aku menyedihkan. Karena faktanya aku memang menyedihkan ketika kehilanganmu. Kehilangan seseorang yang selalu membuatku ingin menjadi lebih baik dan baik dimatamu. Orang yang akan selalu membanggakanku meski aku tak pernah tahu bagaimana besarnya rasa sayang dan cintamu padaku. Yang aku tahu, kau hanya selalu bersikap datar untuk apa yang aku lakukan. Kau selalu mengatakan kurang meski aku melakukan semuanya dengan sebisaku.
Dulu, aku benci setiap kali kau membiarkanku memilih apa yang aku mau tanpa memberikan saran untukku. Kau membiarkanku berdiri sendirian tanpa ada orang yang bisa menopangku kecuali diriku sendiri. Aku benci ketika kau membiarkanku menyelesaikan semua hal yang sulit untukku sendirian. Namun, aku menyadari itu saat ini. Menyadari bahwa tanpa bergantung padamu ketika aku merasa sulitpun seperti inipun aku seperti akan gila tanpa melihatmu. Bagaimana jika aku benar benar bergantung padaku setiap waktu? Bagaimana jika aku tak bisa menemukan seseorang yang bisa menjadi tempatku bergantung sepertimu saat hanya ada kau yang menjadi tumpuanku? Aku menyadari itu, sangat mengerti jika kau ingin aku menjadi dewasa, menjadi seseorang yang bisa berdiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Meski faktanya aku menjadi kuat dengan hanya melihatmu tanpa aku harus bercerita padamu.
            Kini, kau tertinggal dibelakang tanpa mengikutiku lagi dan melihatku dibelakang. Kini aku berjalan sendirian meniti padang ilalang yang kadang tajam dan berduri yang perlahan menyayat. Musim tahun ini berbeda dengan tahun lalu, dimana terik selalu terasa setiap hari. Dimana aku bisa melihat matahari terbenam setiap sore hari. Tahun ini, Ia mungkin juga merasakan bagaimana suasana hatiku yang selalu ku coba untuk terlihat baik baik saja. Tahun ini Musim hujan datang lebih cepat seperti musim panas yang datang lebih cepat ditahun lalu. Dan sekarang, aku tak bisa melihat matahari terbit saat petang. Aku melihat langit yang biasanya biru menjadi kelabu. Aku benci itu, Aku benci jika hujan datang, aku benci ketika aku mendengar rintik rintik itu jatuh menetes diatas atap. Alunan lagu yang dulu sangat ku sukai saat kau masih ada disampingku. Sekarang menjadi lagu yang menyedihkan. Menjadi lagu yang menakutkan. Terdengar seperti nyanyian perpisahan yang menyayat perasaan karena setiap kali rintik hujan itu turun hal yang terbayang olehku saat kau berjalan menembus hujan meninggalkan aku sendirian.
            Kenyataan jika kau pergi dan kembali pada pemilikmu aku tak bisa membenci itu. Karena aku takkan pernah bisa mengubah ketetapan yang memang sudah ditentukan untukmu dan untukku. Namun, fakta jika aku belum bisa sepenuhnya menunjukkan apa yang aku bisa lakukan untukmu, apa yang bisa membuatmu kembali menangis bahagia seperti saat aku wisuda. Itu yang sangat aku benci. Aku benci karena aku belum bisa menunjukkannya lagi untukmu. Hal yang aku bisa aku lakukan saat ini adalah menepati janjiku padamu. Menepati janjiku dihadapanmu yang sudah terbujur kaku, janji yang saat itu hanya aku dan Tuhan yang tahu. Meski harus mengorbankan banyak hal yang sudah ku susun begitu panjang, kembali harusku susun ulang. Aku kembali melepaskan balon balonku. Balon hitam yang menyimpan semua harapanku yang terpendam.
            Aku akan terus dan terus belajar merelakanmu, membiarkanmu berjalan meninggalkanku lebih jauh. Hari hari terus saja berjalan dan aku akan bertemu hari dimana kau pergi meninggalkanku. Hari dimana tahun pun berganti dengan meninggalkanmu dibelakang. Aku masih belajar mengatakan Selamat Jalan, sampai bertemu lagi didunia kedua nanti!
            Aku akan terus menjaga hatiku untuk melupakan semua rasa sakit yang kita dapatkan, hal yang begitu biasa saja, tapi tetap saja membuat orang lain ingin memiliki. Hal yang membuat orang lain begitu kejam untuk hidup kita yang biasa. Aku akan selalu menjaga hatiku dari dendam itu. Karena hal yang paling kejam selain melakukan kejahatan adalah menyimpan dendam. Hal yang harus kita lakukan adalah terus percaya jika KARMA akan selalu bekerja disaatnya tiba. Hanya percaya itu dan terus berjalan lurus tanpa harus menyakiti siapapun dalam kehidupan. 
            Hari hari yang ku lalui sekarang, ketika hujan kembali menerpa tanah dan semua menjadi basah. Aku mengingatmu seperti angin yang berlalu menerpa wajahku.. Meski ia akan berlalu dan menghilang, ia akan datang kembali tanpa bisa ku katakna tidak dan jangan lagi. Aku, aku selalu merindukanmu dalam diamku. Karena rinduku yang tak pernah usai takkan pernah berakhir untukmu. Sama seperti lagu kesukaanku ketika semuanya berubah dan menjadi seperti mimpi Naul - 바람기억 (Memory Of The Wind). Kau kenanganku yang seperti angin.
Aku merindukanmu, akan selalu. Dan aku mencintaimu selamanya dalam hidupku. Meski aku tak tahu apa kau masih bisa mendoakanku lagi seperti dulu? Saat aku merasa semuanya sangat sulit dan begitu sulit. Namun, yang pasti… tolong datang dan pulang jika kau merindukan kami. Katakana apa yang kau rasakan jika kau merasa semua yang aku lakukan salah. Maafkan aku, untuk kata selamat jalan yang tak pernah bisa terucap dari mulutku. Namun hatiku, akan terus mengatakan jika aku bisa baik baik saja. Dan Selamat Jalan Bu, Semoga di kehidupan yang kedua kita bertemu kembali. Aku ingin kita menjalani semuanya menjadi lebih baik. Aku akan menjagamu lebih baik dan baik lagi dari sebelumnya. Aku.. mencintaimu dan merindukanmu Ibu.

No comments:

Post a Comment

Ku beri kau judul HUJAN

hujan deras itu akhirnya turun.. setelah beberapa saat sangat gersang dan kering.. tanah kembali lembab, tanaman kembali tersenyum dan udara...