Hari hari lalu sudah tertinggal dibelakang. Kadang aku
masih saja menatap kebelakang dan melihatnya kembali. Meski hatiku mengatakan
lupakan dan relakan biarkan ia tertinggal dibelakang menjadi kenanganan yang
menyedihkan. Tetap saja kepalaku kembali menatap kebelakang. Aku mengatakan aku
membencimu karena kau tega meninggalkan
hal yang berat bagiku. Meninggalkanku sendirian dan hal Berat untuk ku
pikul sendirian. Berat untuk mengatakan aku akan selalu tetap tenang dan
membiarkannya hilang sendiri dalam ingatan. Tetap saja, itu tak bisa mengubah
jika aku sangat merindukanmu. Merindukan hal yang pernah kita lakukan dan
sangat inginku lakukan untukmu.
Setiap
kali ini merasa berat untukku, aku selalu mencoba merasakan angin yang
berhembus menerpa wajahku. Perlahan menutup mata dan kembali berharap langit
itu akan tetap biru cerah tanpa abu abu mengelayut. Kadang aku begitu ingin
terlihat lemah menangis sepuas yang aku mau, berteriak mengatakan aku
membencimu karena meninggalkanku. Tetap saja aku tak bisa menunjukkan itu
dihadapan mereka. Aku hanya bisa menuliskan semuanya seperti ini, seperti yang
aku lakukan saat ini. Hal yang dulu aku benci setiap kali guru bahasaku pinta,
kini menjadi salah satu cara untukku menumpahkan tangisan yang ku tahan dalam diam.
Aku tak perduli jika seseorang membaca dan mengatakan aku menyedihkan. Karena
faktanya aku memang menyedihkan ketika kehilanganmu. Kehilangan seseorang yang
selalu membuatku ingin menjadi lebih baik dan baik dimatamu. Orang yang akan
selalu membanggakanku meski aku tak pernah tahu bagaimana besarnya rasa sayang
dan cintamu padaku. Yang aku tahu, kau hanya selalu bersikap datar untuk apa
yang aku lakukan. Kau selalu mengatakan kurang meski aku melakukan semuanya
dengan sebisaku.
Dulu,
aku benci setiap kali kau membiarkanku memilih apa yang aku mau tanpa
memberikan saran untukku. Kau membiarkanku berdiri sendirian tanpa ada orang
yang bisa menopangku kecuali diriku sendiri. Aku benci ketika kau membiarkanku
menyelesaikan semua hal yang sulit untukku sendirian. Namun, aku menyadari itu
saat ini. Menyadari bahwa tanpa bergantung padamu ketika aku merasa sulitpun
seperti inipun aku seperti akan gila tanpa melihatmu. Bagaimana jika aku benar
benar bergantung padaku setiap waktu? Bagaimana jika aku tak bisa menemukan
seseorang yang bisa menjadi tempatku bergantung sepertimu saat hanya ada kau
yang menjadi tumpuanku? Aku menyadari itu, sangat mengerti jika kau ingin aku
menjadi dewasa, menjadi seseorang yang bisa berdiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Meski faktanya aku menjadi kuat dengan hanya melihatmu tanpa aku
harus bercerita padamu.
Kini, kau tertinggal dibelakang tanpa mengikutiku lagi
dan melihatku dibelakang. Kini aku berjalan sendirian meniti padang ilalang
yang kadang tajam dan berduri yang perlahan menyayat. Musim tahun ini berbeda
dengan tahun lalu, dimana terik selalu terasa setiap hari. Dimana aku bisa
melihat matahari terbenam setiap sore hari. Tahun ini, Ia mungkin juga
merasakan bagaimana suasana hatiku yang selalu ku coba untuk terlihat baik baik
saja. Tahun ini Musim hujan datang lebih cepat seperti musim panas yang datang
lebih cepat ditahun lalu. Dan sekarang, aku tak bisa melihat matahari terbit
saat petang. Aku melihat langit yang biasanya biru menjadi kelabu. Aku benci
itu, Aku benci jika hujan datang, aku benci ketika aku mendengar rintik rintik
itu jatuh menetes diatas atap. Alunan lagu yang dulu sangat ku sukai saat kau
masih ada disampingku. Sekarang menjadi lagu yang menyedihkan. Menjadi lagu
yang menakutkan. Terdengar seperti nyanyian perpisahan yang menyayat perasaan
karena setiap kali rintik hujan itu turun hal yang terbayang olehku saat kau
berjalan menembus hujan meninggalkan aku sendirian.
Kenyataan jika kau pergi dan kembali pada pemilikmu aku
tak bisa membenci itu. Karena aku takkan pernah bisa mengubah ketetapan yang
memang sudah ditentukan untukmu dan untukku. Namun, fakta jika aku belum bisa
sepenuhnya menunjukkan apa yang aku bisa lakukan untukmu, apa yang bisa
membuatmu kembali menangis bahagia seperti saat aku wisuda. Itu yang sangat aku
benci. Aku benci karena aku belum bisa menunjukkannya lagi untukmu. Hal yang
aku bisa aku lakukan saat ini adalah menepati janjiku padamu. Menepati janjiku
dihadapanmu yang sudah terbujur kaku, janji yang saat itu hanya aku dan Tuhan
yang tahu. Meski harus mengorbankan banyak hal yang sudah ku susun begitu
panjang, kembali harusku susun ulang. Aku kembali melepaskan balon balonku.
Balon hitam yang menyimpan semua harapanku yang terpendam.
Aku akan terus dan terus belajar merelakanmu,
membiarkanmu berjalan meninggalkanku lebih jauh. Hari hari terus saja berjalan
dan aku akan bertemu hari dimana kau pergi meninggalkanku. Hari dimana tahun
pun berganti dengan meninggalkanmu dibelakang. Aku masih belajar mengatakan
Selamat Jalan, sampai bertemu lagi didunia kedua nanti!
Aku akan terus menjaga hatiku untuk melupakan semua rasa
sakit yang kita dapatkan, hal yang begitu biasa saja, tapi tetap saja membuat
orang lain ingin memiliki. Hal yang membuat orang lain begitu kejam untuk hidup
kita yang biasa. Aku akan selalu menjaga hatiku dari dendam itu. Karena hal
yang paling kejam selain melakukan kejahatan adalah menyimpan dendam. Hal yang
harus kita lakukan adalah terus percaya jika KARMA akan selalu bekerja
disaatnya tiba. Hanya percaya itu dan terus berjalan lurus tanpa harus
menyakiti siapapun dalam kehidupan.
Hari hari yang ku lalui
sekarang, ketika hujan kembali menerpa tanah dan semua menjadi basah. Aku mengingatmu
seperti angin yang berlalu menerpa wajahku.. Meski ia akan berlalu dan menghilang,
ia akan datang kembali tanpa bisa ku katakna tidak dan jangan lagi. Aku, aku
selalu merindukanmu dalam diamku. Karena rinduku yang tak pernah usai takkan
pernah berakhir untukmu. Sama seperti lagu kesukaanku ketika semuanya berubah
dan menjadi seperti mimpi Naul - 바람기억
(Memory Of The Wind). Kau kenanganku yang seperti angin.
Aku
merindukanmu, akan selalu. Dan aku mencintaimu selamanya dalam hidupku. Meski aku
tak tahu apa kau masih bisa mendoakanku lagi seperti dulu? Saat aku merasa
semuanya sangat sulit dan begitu sulit. Namun, yang pasti… tolong datang dan
pulang jika kau merindukan kami. Katakana apa yang kau rasakan jika kau merasa
semua yang aku lakukan salah. Maafkan aku, untuk kata selamat jalan yang tak
pernah bisa terucap dari mulutku. Namun hatiku, akan terus mengatakan jika aku
bisa baik baik saja. Dan Selamat Jalan Bu, Semoga di kehidupan yang kedua kita
bertemu kembali. Aku ingin kita menjalani semuanya menjadi lebih baik. Aku akan
menjagamu lebih baik dan baik lagi dari sebelumnya. Aku.. mencintaimu dan
merindukanmu Ibu.
No comments:
Post a Comment