Sunday, February 3, 2013

SHORT STORY: YOU'RE MY ENDELESS LOVE

"ini uda lama banget aku tulis, tapi iseng - iseng mw aku post deh. yah, walau g bagus - bagus banget karena aku masih amatiran.. aku harap kalian suka yak" hehehe


Aku harus mulai dari mana.? Aku bingung “ gumamku sambil mengacak – acak rambut ku. Huh. Kenapa tiba – tiba ide itu hilang semua dari otak ku.? Aku menghempaskan badan di kursi dan menatap jam di pergelangan tangan ku. Sudah pukul 2 dini hari.
“hoaaamm” rasa ngantuk mulai menghinggapi ku. Saatnya tidur sepertinya. Berjalan ketempat tidur dan menghempaskan badan dengan keras. Aku tertidur seketika.
“beep.beep.beeep. kriiing..kriiingg..!!” suara alarm ku berbunyi keras. Dengan malas – malasan aku melihat alarm dan “asataga” aku tersentak bangun. Jam 8 pagi. “aaaaa. Aku telat..!!” teriakku sambil berlari kekamar mandi dan 15 menit kemudian aku meninggalkan rumah ku. Yang sudah 3 tahun ku tinggali. Aku berlari kegarasi dan syukur aku tidak terjebak macet tapi aku terlambat masuk kantor dengan waktu yang cukup lama. 1jam 15 menit. Aku bergegas menuju ruangan ku takut pak bos melihat ku dan aku pasti dapat surat tegoran yg kedua kalinya.
Aku mengendap – endap menuju meja ku dengan berjalan jongkok. Semua staff yang melihat ku tertawa terkekeh dan mengeleng – gelengkan kepala.
“heh, ngapain kamu jongkok – jongkok.? Emang ini tempat olah raga” Sebuah suara mengejutkan ku. Mendadak ruangan yang riuh oleh tawaan menjadi hening.
Sebuah suara yang asing bagiku, bukan pak boss. Bukan rangga dan bukan pula suara feby teman kantorku yang selalu bersama ku. Aku berdiri dan merapikan pakaian ku, berbalik dan melihat kearah orang menenggurku tadi. Dan
“KAMU.!!!” Teriakku. Laki – laki itu terkejut semua mata menatapku. Feby yang berdiri dibelakang laki – laki itu memberikan isyarat kepadaku supaya jangan membuat keributan seperti biasanya. “KAMU.!!” Laki – laki itu membalas dengan suara yang sama lantangnya dengan ku
 “ngapain kamu dikantor ku.? Mau ngelakuin hal bejad lagi.? apa tidak ada laki – laki lain lagi diluar sampai – sampai kamu kekantor ku.??” Gumamku. Feby dan rangga tiba – tiba menepuk jidatnya yang membuat aku makin bingung. Kenapa kantor ini hening dan melihat ke arahku. Muka laki – laki itu memerah dan berlalu meninggalkan aku.
Feby mendekat kearah ku. “kamu kenal dia siapa.?” “kenal, dia kan laki – laki mesum dicafe tempat aku menunggu kalian berdua kemarin” gumamku dengan muka berapi – api. “selain itu kamu engga tau apa.?” Sahut rangga dengan muka penuh Tanya. “engga” aku mengelengkan kepala. “aduhhhhh..” feby mendorong kepalaku seperti biasanya saat kebodohanku sedang kumat. “emang ada apa eh.?” Aku menatap semua orang diruangan.
“DIA ITU BOSS BARU KITA, PENGANTI PAK BOS. BODOH.!!” Semua staff berteriak dengan kompak menatap kearah ku.
“JANGAN BERISIK” teriak sekretaris boss baru ku yang aku sebut cowo mesum. Tiba – tiba hening dan kembali melakukan pekerjaannya lagi.
“hah, YANG BENER.?” Teriakku “ia, dia bos baru kita. Dia sepertinya ontime, tidak suka dengan kata telat.!” Sahut feby berjalan menuju meja kerjanya. “aduh, bagaimana ini.?? aku gimana ga.? Dipecat engga ya ga.?” Gumamku menatap kearah rangga yang ada di sebelahku dengan wajah pucat.
Rangga mengangkat bahu, membesarkan matanya sambil mengangkat kedua telapak tangannya pertanda kalo dia juga tidak tau bagaimana nasib ku.
“huuh, gubraaak..!” aku meletakkan kunci mobil dan tas dimeja tamu dengan keras. “aku bebas hari ini sepertinya boss baru tidak mempermasalahkan kata – kata ku tadi. Tapi gimana kalo besok dia mencariku dan malam ini masih memikirkan berapa pesangon yang akan aku dapat di pemecatan ini.? aku harus bekerja dimana lagi kalo begini.? Aku harus bersusah payah lagi mencari kerja.?” Gumamku dalam hati. “aaaagggrrrhh..!!” teriakku dan menjatuhkan badanku diatas sofa biru kesayangan ku. Ada teddy bear biru yang selalu menemaniku 3 tahun ini.
Semenjak kepergian Fabian dari sisi ku. Dia selalu menemani malamku. Aku kembali ke 3 tahun yang lalu. Fabian meninggal setelah kecelakaan yang kami berdua alami, mobil yang Fabian kendarai menabrak pohon ditepi jalan karena ada sebuah tronton yang ugal – ugalan.
Malam itu adalah malam ke 3 tahun kebersamaan ku dengan nya. Tapi takdir malah memisahkan kami berdua. Kenyataannya adalah aku harus kehilangan mata ku dan mengalami koma selama 1 minggu. Sedangkan Fabian mengalami patah tulang kaki dan tangannya. Fabian masih tetap sadar. Saat dia mengetahui aku mengalami kebutaan akibat kecelakaan karena ada benturan dikepalaku. dia memutuskan untuk mendonorkan matanya untukku. Dia memilih untuk meninggalkan hari – hari yang sebenernya masih bisa kami jalani walaupun ada kekurangan di akhirnya tapi karena komplikasi itu dia selamanya meninggalkan aku sendiri disini.
Aku teringat 3 tahun yang lalu. Saat aku bisa melihat dan aku ingin bertemu Fabian.
“mana Fabian ma.?” Aku menatap mama yang sibuk mengupas apel. “Fabian.?” Mama menatapku dengan terkejut. “ia mama, Fabian calon menantu mama.” Gumamku dengan bersinar – sinar. “Fabian, ada kok” papa mendekat  dan membelai kepala ku. Mama berhenti mengupas apel dan mengusap kedua kelopak matanya. Kak randi yang ada di ujung mentapku dengan mata sayu. “kalian kenapa.? Kenapa tiba – tiba hening gini.? Ma. Pa. kak .!! bilang sama aku Fabian kenapa.? Fabian mana pa.? aku menarik – narik baju papa. Papa memelukku seketika kak randi berlari keluar. Mama masih duduk dengan muka yang ditutupi kedua telapak tangannya. “yang sabar ya. Anak papa pasti kuat, anak papa pasti tegar. Anak pap pasti bisa ngelewati ini. “ gumam papa dengan suara yang sedikit getir tanpa hilang sedikitpun suaranya berwibawa.
“Pa. Cia masih labil, dokter bilang belum boleh ada tekanan sedikitpun untuk dia” gumam mama dengan suara serak. “tapi cia harus tau ma masalh Fabian.” Sahut papa dan menatap mataku. Membuat ku semakin penasaran.
“Fabian udah engga ada lagi nak.!” Ucap papa dan memeluk tubuh ku dengan erat. Aku tergugu seperti patung. Tidak bisa berbicara apapun. Lidah ku kelu hanya air mata yang terus menetes tanpa bisa ditahan sedikitpun. Mama mendekat dan memelukku. “mama. Yakin kamu bisa mengahadapi ini sayang. Mama yakin kamu anak yang kuat.” Mama memelukku yang tergugu dengan air mata yang terus mengalir.
15 menit kemudian aku berteriak seperti tidak terkendali. Otak ku mulai bekerja dengan baik mencerna semua ucapan papa “FABIAN UDAH ENGGA ADA” Fabian pergi meninggalkan aku sendiri tanpa ada kata perpisahan. Hanya ada sebuah teddy bear biru yang dulu selalu aku inginkan dari Fabian. Fabian meninggalkan begitu banyak kenangan, Fabian meninggalkan mata yang dulu begitu aku sukai dan menjadi bagian dari organ tubuhku. Mata hitam tajam itu sekarang menjadi milik ku. Menjadi bagian yang penting dalam kehidupanku.
Aku teringat kembali saat – saat aku mulai belajar untuk melupakan Fabian. Seperti anak kecil berjalan. Aku harus di arah kan untuk kemana aku berjalan. Diarahkan untuk melakukan semuanya. Hanya ada mama. Papa. Kak randi dan feby yang selalu menjaga ku.
Tidak ada tempat disudut hatiku untuk menepatkan orang lain pengganti Fabian dihatiku. Rangga yang terang – terangan menyukaiku pun tak bisa mengoyahkan itu. Aku menyeka air mata yang mengalir disudut mata ku. Berdiri dan berjalan menuju laptop yang ada di atas meja kerja ku dan aku mendengarkan suara rekaman terakhir Fabian yang lirih:
“cia sayang. Ini aku fabian, saat kamu denger rekaman ini pasti aku udah g ada disamping kamu lagi. ”
Aku minta maaf ya, engga nepati semua janji aku sama kamu. Aku  engga bisa nolak semua takdir tuhan.
aku memang harus duluan tinggalin kamu. aku harap kamu kuat sepeninggal aku. aku yakin kamu bisa berdiri sendiri, melewati hari – hari tanpa aku. aku mau kamu engga sedih seperti aku tinggalin kamu ke jepang  2 minggu yang lalu. Kamu engga mau makan, engga mau kuliah. Engga mau ngelakuin semua dan diem aja dikamar. Aku  g mau kamu begitu.!!
Aku  mau kamu ngelakuin semuanya kayak biasanya, seperti aku masih disamping kamu. aku yakin ini sakit buat kamu tapi aku yakin ada yang lebih baik yang dibuat tuhan buat kamu sama aku.
Jangan nangis sayang. aku tau kamu sekarang nangis. Aku sayang banget sama kamu, kalo tuhan takdirin kita sama – sama lagi pasti itu bakal keulang lagi semua ini walau itu bukan raga aku tapi hatinya milikku. Kamu terus jalani semua cita – cita yang kita ingin capai dulu ya ci. aku titip mataku buat kamu, jaga selalu mata itu ya sayang. Cuma kenangan, teddy bear biru yang kamu pinta sama aku pas pulang dari korea kemarin, mataku dan cintku  selamanya itu yang mungkin akan tertinggal selamanya. Aku sayang sama kamu selamanya. Cia, ingetkan kata Patah tumbuh, hilang berganti.? artinya kan cia tau inget terus kata – kata itu. You’re my endless love cia. Love you.
“teeet” rekaman itu berakhir. Aku menyeka air mata ku yang kembali meleleh dengan sendirinya.  Aku membuka AIMP2 dan mendengarkan lagu Super junior – you’re my endless love yang selalu menemaniku saat menjelang tidur.
###
“heh, tumben lu ia udah dikantor jam segini.?” Suara feby mengejutkan ku, aku hanya menanggapinya dengan senyuman terpaksa dan masih memegang fotoku dengan Fabian yang terakhir kalinya. “mata lu bengkak cia. Lu nangis ya.?? Inget Fabian pasti kan.?” Feby mendekat dan melihat mata ku yang bengkak. “kamu selalu gini cia, aku kan udah bilang. Jangan tangisi Fabian, biarin dia tenang disana kalo kamu inget trus dia g bakalan tenang.” “apaan sih lo feb.? bisa diem engga.? Pagi – pagi udah ceramah engga karuan, kalo ngasilin duit sih silahkan aja” gumam mbak titi dan di sambutan anggukan staff yang lainnya.
mbak cia, dipanggil sama pak Fabian keruanganya.” Gumam seorang OB yang mendatangiku. “Fabian.?” Aku tersentak. “bos baru kita itu cia, kamu belum tau namanya ya.?” Gumam mbak titi yang tiba – tiba celetuk. “belum” gelengku. “ya, udah sana gih. Ngadap bos baru ganteng. Jangan – jangan gara kemarin kamu dipanggil nih cia.” Celetuk mbak titi kemudian lengannya disikut feby. Aku berdiri dan menatap mata mereka satu persatu dan beranjak keruangan boss baru yang mesum itu.
“ada apa.? Bapak panggil saya.?” Celetuk ku dengan lantang. Laki – laki yang berdiri membelakangi ku berbalik dengan santai dan mentap kearahku dengan tatapan tajam kemudian tersenyum sinis. “sepertinya kamu lupa ya tugas kamu hari ini apa.?” Gumamnya dan meletakkan kedua tangannya diatas meja. “apa.?” Sahutku. “kamu bagian kebendaharaan tapi pelupa.? Papa ku bilang kamu yang terbaik dan paling bisa diandalkan.? Apanya ini.?” tersenyum sinis dan menyandarkan bahunya dikursi. “waaaahh. Aku lupa.!!” Teriakku sambil menepuk jidat, aku berlari keluar mengambil laporan bulanan yang sudah keselesaikan 1 minggu yang lalu.
###
Hari terus berganti, pandangan terhadap bos baru yang aku lihat disebuah café sedang mencium seorang laki – laki tidak berubah. Masih tetap menganggapnya laki – laki mesum yang aneh. Dikantor dia selalu melakukan berbagai hal yang membuat ku kesulitan. Tapi semuanya bisa ku handle dengan baik dan selesai dengan baik pula, selalu membuatku pulang larut malam karena kerjaan yang seharusnya bukan untukku tapi diberikan kepadaku juga.
Dan hari kesabaranku habis juga akhirnya “ aaaagggrrrhhh….!!” aku berteriak dan semua staff menatapku dengan padangan yang terkejut juga bingung. “lu kenapa cia teriak – teriak ini kantor. Gimana kalo bos ganteng itu denger kamu dimarah loh.?” Feby berlari mendekat kemeja kerjaku. “eh, persetan ya mau didenger bos ganteng kek. Jelek kek. MESUM sekalian kek. Engga perduli akuny..!!” teriakku makin keras feby menutup mulutku membuat teriakan ku hilang seketika. “apaan sih pake teriak – teriak.?” Rangga mendekat. “gimana aku engga kesal ga, masa tugas yang bukan buat aku, aku juga yang ngerjainnya.?” “masa sih.? Coba liad.?” Rangga mengambil 1 file yang ada diatas meja. “ia, ini kerjaan aku cia. Aku bantu gimana.? Rangga menatapku dengan berbinar – binar. “serius ga.?” “ah, rangga mah apa yang lo suruh mau semua cia. Dy kan suka sama lo.!” Celetuk feby menunjuk kea rah rangga.
“eheem. Siapa suruh kamu minta bantu orang.?” Sebuah suara terdengar dibelakangku. “Kerjakan sendiri itu tugas kamu.! Nanti yang pinter bukan kamu tapi dia” tanpa ekspresi dan berlalu menuju ruangannya. Kata – kata itu yang terdengar familiar di telingga ku. Yah, kata yang sering Fabian pakai saat aku malas mengerjakan tugas dan meminta dia mengerjakannya. Aku mengambil file yang ada ditangan rangga dan berlari menyusul.
“kamu tau dari mana kata – kata tadi.?” Celetukku sambil menunjuk kearahnya. “aku tau dari mana.?” Dia tersenyum sinis dan menatapku cukup lama. “KAMU TAU KATA – KATA ITU DARI MANA.??” Teriakku. Dia berhenti menatapku dan memandang keluar. 5 menit, 10 menit dan 15 menit aku menunggunya untuk menjawab pertanyaan ku. Tak ada satu kata yang keluar, aku berlari keluar, menggambil tas kerja ku dan meninggalkan kantor dengan bergegas, semua menatap kearahku.
“cia, kamu engga kerja sayang.?” Mama mengetuk pintu kamarku, aku tetap diam sambil memeluk teddy bear. “mama masuk ya.?” Tanya mama kembali, aku tetap terdiam. “teek” suara pintu terbuka, mama disana menatapku dengan penuh kekhawatiran dan medekat kearahku duduk dipinggir tempat tidur.
“aku males kerja ma” gumam ku lirih. “kenapa sayang.? Apa karena Fabian.?” Aku menatap mama seolah – olah bertanya mama tau semua dari mana.? “mama tau sayang, feby cerita ke mama dan Fabian ada didepan, dy mau ketemu kamu katanya. Kamu ketemu ya.? Ini udah hari ke-7 fabian kesini kamu masih engga mau ketemu juga.” Gumam mama sambil mengelus rambutku.
“sekali engga tetap engga ma.!’ Teriakku “cia, kamu harus realities Fabian masa lalu kamu udah 3 tahun meninggal. Kamu masih engga bisa ngelupain dia juga, kamu seharusnya bisa bedain mana nyata mana kenangan.!” Suara mama meninggi tanda dia sudah cukup kesal menghadapi kekerasan ku dan meninggalkan ku sendiri dikamar.
Marhajamyuhnsaranghaduhn manheun naldeurui giuhki, Muhmchulsu uhbneun naui gaseumi, Jamdeulgoshipeun nae mameul ggaewoone Let it go, Dora bogo shipeun nuhui choouhki ijen, Sajinsoge iyagiroman nama,You're my endless love..!!”
###
Suara nada dering telpon ku berbunyi untuk yang keberapa kalinya. “ah, paling rangga lagi” celetukku dan membiarkan telpon terus berbunyi.
“tok.tok.tok” suara ketukan pintu yang terburu dan terkesan kasar. “siapa.??” Teriakku menuju pintu membukanya.
“cia, lu mesti ikut gua atau engga lo bakalan nyesel selamanya.!” Feby dengan nafas yang terengah – engah.
“kenapa emang.?” Dengan muka bingung aku menatap kearah feby. “fab, fab,fab..!!” teriak feby sambil menunjuk – nunjuk keluar “fab,fab,fab apa.?” Membuatku semakin bingung. “fabiaaan..!!!” teriak feby.
 “Fabian.?” Teriakku “Fabian kenapa.?” Teriakku Sambil mengoncang – goncang tubuh feby. “Fabian kecelakaan cia.” Gumam feby lirih. Aku merasakan sebuah perasaan takut kehilangan yang pernah aku rasakan dulu. Yah, aku panic sangat panic bahkan. Fabian, orang yang dulu aku cintai telah pergi dan sekarang Fabian yang dikirim tuhan yang dua kalinya pun mungkin akan pergi lagi, aku akan sangat menyesal karena telah mengacuhkannya.
“Fabian maafkan aku..!! jujur aku mulai menyukaimu” teriakku didalam hati. Airmata ku terus mengalir sepanjang perjalanan menuju rumah sakit tempat Fabian dirawat.
Feby mengengam erat tanganku yang berkeringat dingin. Tubuhku bergetar tapi tetap ku paksakan berjalan aku ingin bertemu Fabian, aku ingin Fabian masih bisa tersenyum sinis seperti kemarin. Aku mau Fabian menemaniku ketaman dimana aku bersama Fabian yang dulu selalu kunjungi. Aku ingin Fabian ini menjadi penggantinya tuhan. Sepanjang perjalanan menuju ruangan tempat Fabian dirawat aku terus berdoa didalam hati supaya dia masih tetap ada. Airmata ku terus mengalir tanpa bisa dibendung lagi. 10 langkah dari tempat Fabian dirawat aku memberhentikan langkahku.
 “kenapa cia.?”Tanya feby lirih. Aku tak menjawab dan menatap lurus. Didepan sana aku melihat sosok tinggi putih, rambut yang tertutup perban, lengan yang diperban karena lecet sedang tertawa dengan  lepas. Disana berdiri juga kakak ku randi. Airmata ku tak terbendung lagi. terima kasih tuhan dia masih ada. Dia memang untukku.
“heh, ngapain mewek sih.?” Tiba – tiba suara itu ada didekatku dan merangkulku erat. Seakan tak akan pernah lepas lagi. aku terus menangis mengucap terima kasih kepada tuhan yang tetap menjaganya untukku.
“jangan nangis lagi dong cia.!” Mata itu menatapku dengan tajam. “Aku engga akan kemana – mana aku tau kamu takut aku pergi kan.?” “huh, plaaak.!! kamu bikin aku jantungan tau.!!”teriakku “maafin aku cia, tadi salah becak sih abis orang udah klason masih aja lewat aja. Udah tau aku mau ketemu princess” gelaknya tertawa diikuti feby kak randi dan kedua orang tua Fabian.
“I love you” bisik Fabian kemudian menciumm keningku. “terima kasih tuhan, telah mengirimkan Fabian yang baru untukku. Walaupun muka dan postur tubuhnya jauh dari mirip dengan Fabian ku dulu. Tapi hatinya tetap sama dengan Fabian ku dulu. You’re my endless love Fabian.” Aku bergumam didalam hati, menatap mata Fabian dan tersenyum dengan senyuman yang paling manis ku miliki. dia kehidupan ku yang akan datang.

"too short yah?? g tp kalian bisa image sendiri gimana bisa si feby sm fabian saling suka.." kkkk~

No comments:

Post a Comment

Ku beri kau judul HUJAN

hujan deras itu akhirnya turun.. setelah beberapa saat sangat gersang dan kering.. tanah kembali lembab, tanaman kembali tersenyum dan udara...